Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bidik Pendapatan Premi Rp 6 Triliun di 2023, Ini Strategi yang Dipersiapkan Indonesia Re

Bidik Pendapatan Premi Rp 6 Triliun di 2023, Ini Strategi yang Dipersiapkan Indonesia Re Kredit Foto: Ist
WE Finance, Jakarta -

PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re telah menyiapkan sejumlah strategi untuk membangun bisnis secara berkelanjutan setelah berhasil mencatatkan kinerja positif pada lini bisnis harta benda.

Direktur Teknik dan Operasi Indonesia Re, Delil Khairat menjelaskan lini bisnis harta bedna tersebut mencakup asuransi properti dan kebakaran dengan nilai premi lebih dari Rp 2,7 triliun selama 2022 atau tumbuh 15% dibandingkan tahun 2021.

Bahkan lini bisnis harta benda telah menjadi penopang utama bisnis reasuransi umum sebesar 67,8% sepanjang tahun 2022, atau naik sebesar 15% dibandingkan tahun lalu.

"Jadi tahun 2022 itu memang terjadi peningkatan yang signifikan di lini bisnis harta benda atau properti. Karena memang di market saat ini terjadi peningkatan premi di sektor properti," ujar Delil kepada WE Finance, Rabu (11/1).

Dengan pencapaian yang terjadi pada 2022, Indonesia Re menyiapkan sejumlah langkah strategis agar mampu meningkatkan produksi premi. Untuk keseluruhan lini bisnis, Indonesia Re berencana menargetkan premi hingga Rp 6 triliun pada tahun 2023.

Lebih lanjut, Delil menjelaskan terlebih dulu langkah yang disiapkan perusahan pada sektor non-life. Di antaranya melakukan peningkatan kualitas bisnis, yang sudah mulai dilaksanakan sejak November 2022.

"Jadi selama periode renewal 3P di antara kami dan perusahaan-perusahaan asuransi lainnya, kami sudah melakukan perbaikan kualitas risiko ataupun portofolio yang masuk ke kami," paparnya.

Baca Juga: Mudah dan Cepat, Ini Syarat Pengajuan Kredit Motor Listrik di Pegadaian Syariah

Terdapat 3 strategi utama yang dilakukan Indonesia Re. Pertama, melakukan perubahan struktur atau restrukturisasi 3P (People, Process, Portfolio). 

"Dalam hal ini artinya perimbangan risiko yang ditahan oleh perusahaan asuransi dan reasuransi itu kita desain kembali. Selama periode renwal ini kami lakukan perubahan pada sebagian besar 3P, dengan tujuan agar terjadi perimbangan antara risiko yang ditahan perusahaan asuransi dan ditransfer kepada kami," jelas Delil.

Kedua, melakukan koreksi harga. Delil mengatakan ini adalah peningkatan harga premi reasuransi. Menurutnya perlu ada peningkatan atau penyesuaian harga premi lantaran biaya reasuransi dari market luar yang sudah naik, dan adanya 3P dalam negeri yang selama ini di bawah harga. 

"Artinya performa 3P itu tidak bagus tetapi harga yang dikenakan, harga terhadap 3P itu masih terlalu rendah. Jadi kita koreksi," imbuhnya.

Ketiga, perusahaan akan melakukan pengetatan syarat dan ketentuan terkait konsentrasi risiko. Sebagai perusahaan reasuransi lokal, Indonesia Re bekerja sama dengan hampir seluruh perusahaan asuransi di Indonesia.

"Misalnya kami punya kerja sama dengan 71 perusahaan asuransi, bisa dibayangkan terjadi konsentrasi risiko yang ditransfer dari 71 perusahaan asuransi itu kepada kami. Sehingga konsentrasi ini harus kami monitor lebih ketat. Jadi intinya kami melekatkan sayarat ketentuan yang memungkinkan kami untuk melakukan monitoring lebih terbuka, transparan untuk konsentrasi risiko ini," tuturnya.

Sementara itu, pada sektor life, Delil mengatakan perusahaan akan melakukan pengembangan pada produk terbaru.

"Kami akan mengembangkan produk-produk baru yang nanti juga akan menghasil 3P baru antara kami dengan perusahaan-perusahaan asuransi jiwa di Indonesia," tandasnya.

Baca Juga: Ditutup OJK, Koperasi Lembaga Keuangan Mikro Gapoktan Ragil Jaya Resmi Dilarang Beroperasi

Penulis: Alfi Salima Puteri
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: