Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cuan! Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 41,2 Triliun

Cuan! Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 41,2 Triliun Kredit Foto: Bank Mandiri
WE Finance, Jakarta -

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) berhasil mencetak laba bersih senilai Rp 41,2 triliun di sepanjang tahun 2022. Nilai tersebut tumbuh 46,89 persen dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp 28,02 triliun. 

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, kinerja yang solid ini tak terlepas dari kondisi makroekonomi yang membaik, didukung oleh kebijakan strategis pemerintah dan regulator dalam menjaga stabilitas perekonomian.

“Sepanjang 2022, Bank Mandiri telah secara aktif menggarap segmen digital banking untuk mendukung transformasi digital sebagai bisnis yang berkelanjutan dengan menangkap peluang di seluruh sektor dan segmen potensial,” kata Darmawan dalam paparan kinerja kuartal IV 2022, Selasa (31/1).

Menurutnya, pertumbuhan laba bersih tersebut turut ditopang oleh optimalisasi fungsi intermediasi perseroan yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang positif. Tercatat, hingga akhir 2022, kredit secara konsolidasi perseroan mampu tumbuh positif sebesar 14,48% yoy menjadi Rp 1.202,2 triliun. 

Performa bisnis yang solid ini juga diimbangi dengan kualitas aset yang mengalami perbaikan. Per akhir 2022, rasio non performing loan (NPL) Bank Mandiri secara bank only berhasil menurun sebesar 93 basis poin (bps) secara yoy ke level 1,88% (bank only).

Dengan demikian, Bank Mandiri optimis pertumbuhan kredit di tahun 2023 mampu tumbuh di kisaran 10-12% secara yoy. Tentunya, dengan tetap menekankan sisi kualitas, yakni fokus pada sektor-sektor yang prospektif, resilient, dan memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang.

Baca Juga: Qoala Plus Catatkan Pertumbuhan Bisnis hingga 10 Kali Lipat Sejak 2020

“Selain dari perspektif sektoral, kami juga terus mengoptimalkan bisnis turunan dari ekosistem nasabah wholesale dan sektor unggulan di masing-masing wilayah,”terang Darmawan.

Berkat pencapaian kredit yang impresif, total aset Bank Mandiri secara konsolidasi pun berhasil menyentuh Rp1.992,6 triliun atau tumbuh 15,5% secara tahunan. Total aset tersebut juga menjadi rekor terbesar sepanjang sejarah perseroan.

Adapun pencapaian kredit Bank Mandiri tahun lalu pun melampaui pertumbuhan kredit secara industri sebesar 11,35% di tahun 2022 lalu. Bila dirinci berdasarkan segmennya, kredit Bank Mandiri didominasi oleh kredit korporasi yang mencapai Rp414,1 triliun, pada akhir 2022, tumbuh 11,8i periode tahun sebelumnya Rp 370,2 triliun.

Selain itu, kredit komersial juga menorehkan kinerja positif yakni tumbuh sebesar 13,0% yoy menjadi Rp 196,3 triliun di akhir 2022 lalu.

"Dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, Bank Mandiri berkomitmen untuk bersama-sama mendorong kebangkitan ekonomi di sektor-sektor potensial pada masing-masing wilayah termasuk UMKM," ujarnya.

Salah satu komitmen tersebut diwujudkan melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Mandiri di tahun 2022 yang berhasil memenuhi target pemerintah sebesar Rp40 triliun kepada lebih dari 351 ribu pelaku usaha UMKM. Penyaluran KUR Bank Mandiri, utamanya disalurkan ke sektor produksi sebanyak 59,73% atau senilai Rp 23,9 triliun.

"Tren peningkatan penyaluran KUR Bank Mandiri sektor produktif tercermin dari seluruh sektor. Salah satunya di sektor pertanian yang sepanjang tahun 2022 menyumbang 29,53 persen dari total KUR Bank Mandiri atau senilai Rp 11,81 triliun," kata Darmawan.

Baca Juga: Perkuat Transformasi Digital, Transaksi BRImo Tembus Rp 2.669 Triliun pada 2022

Kemudian disusul oleh sektor jasa produksi yang mencapai Rp 8,03 triliun di 2022 atau sekitar 20,07i total penyaluran KUR Bank Mandiri tahun 2022. Adapun, kredit UMKM Bank Mandiri berhasil tumbuh 13,3% yoy dari Rp 103,5 triliun di tahun 2021 menjadi Rp 117,2 triliun pada akhir tahun 2022.

Dalam menjaga kualitas aset, Bank Mandiri juga telah melakukan pengelolaan portofolio kredit untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas, termasuk dengan menyediakan pencadangan yang mencukupi. Alhasil, meski NPL relatif menurun, perseroan tetap melakukan peningkatan rasio pencadangan atau NPL coverage ratio mencapai sebesar 311% pada akhir tahun 2022.

Sementara itu, restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 konsisten menunjukan tren yang melandai seiring dengan momentum pertumbuhan ekonomi. Sampai dengan akhir Desember 2022 total restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 (bank only) di Bank Mandiri sebesar Rp 35,9 triliun, posisi ini bahkan sudah jauh menurun dibandingkan kondisi akhir 2021 yang mencapai Rp 69,7 triliun.

"Sebagai langkah antisipasi potensi penurunan kualitas kredit, kami terus menjaga pembentukan pencadangan. Per akhir Desember 2022, Bank Mandiri telah membukukan biaya CKPN secara bank only sebesar Rp 10,3 triliun dengan rasio NPL coverage berada di level yang memadai," imbuh Darmawan.

Lebih lanjut, Darmawan mengatakan, perseroan juga mendorong efisiensi biaya pencadangan sehingga cost of credit (CoC) membaik dari 1,91% ke level 1,21%, terendah dalam beberapa tahun terakhir.

“Secara pertumbuhan, dari sisi target sudah tercapai. Selain itu, dengan peran digitalisasi yang kami dorong terus mengakselerasi kinerja bisnis Bank Mandiri dan ke depan kami harapkan perbaikan ini dapat berlanjut di tahun 2023,” pungkasnya.

Baca Juga: Bank Danamon dan MUFG Gelontorkan Dana Rp 1,50 Triliun untuk Kembangkan Garuda Fund

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: