Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Segera IPO, Begini Kinerja Bank Sumut

Segera IPO, Begini Kinerja Bank Sumut Kredit Foto: Sufri Yuliardi
WE Finance, Jakarta -

PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk (Bank Sumut) segera melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) seiring dengan profitabilitas dan efisiensi perseroan yang terjaga. 

"Tingkat profitabilitas Bank Sumut yang stabil terlihat dari net interest margin (NIM) atau margin bunga bersih perseroan yang di atas rata-rata bank daerah, bank BUMN, dan bahkan bank umum swasta nasional," ujar Plt. Direktur Utama Bank Sumut, Hadi Sucipto, dikutip Jumat (20/1) 

Bank Sumut siap melantai di bursa dengan kode perdagangan saham BSMT. Di tengah rencana tersebut, perusahaan berhasil meraih margin bunga bersih sebesar 6,84%, naik dari 6,73% pada periode sama tahun 2021.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Pembangunan Daerah (BPD) mencatatkan NIM rata-rata 5,8% per September 2022. Sementara rata-rata NIM bank BUMN dan bank umum swasta nasional masing-masing sebesar 5,52 persen dan 4,29%.

NIM menjadi salah satu ukuran utama tingkat profitabilitas perbankan. NIM adalah pembagian antara pendapatan bank dari bunga dengan bunga yang diberikan kepada nasabah. 

Baca Juga: Raih Sertifikasi Internasional, Jalin Pembayaran Tingkatkan Keamanan Transaksi di ATM

Hadi mengungkapkan, Bank Sumut juga terus mendorong efisiensi dalam operasional, di mana tingkat biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) pada triwulan III 2022 sebesar 75,19%, lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 77,23%.

Berdasarkan data OJK mengenai Statistik Perbankan Indonesia per Agustus 2022, tingkat BOPO bank umum swasta nasional sebesar 76,69%, lebih baik dibandingkan dengan bulan sebelumnya 77,34%. 

Adapun, tingkat BOPO BPD konvensional tercatat sebesar 75,42%, malah sedikit memburuk dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 75,38%.

Bank Sumut mencatatkan pendapatan bunga dan bagi hasil syariah sebesar Rp 2,39 triliun per 30 September 2022, naik Rp 6,68 miliar atau 0,28% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Pada 2021. Bank Sumut membukukan pendapatan bunga dan bagi hasil syariah total sebesar Rp 3,20 triliun. Sementara beban bunga dan bagi hasil dana Syirkah temporer per 30 September 2022 sebesar Rp 566,23 miliar, turun dari sebesar Rp 743,61 miliar pada 2021.

"Bank Sumut berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan bunga dan pendapatan syariah bersih menjadi Rp 1,84 triliun per 30 September 2022, dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,65 triliun," jelas Hadi. 

Dari sisi kinerja penghimpunan dana, lanjutnya, Bank Sumut mengantongi dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 33,38 triliun hingga September 2022, naik 1,11% yoy dari sebelumnya Rp 33,01 triliun.

Hingga September 2022, Bank Sumut berhasil membukukan laba bersih Rp 520,57 miliar, tumbuh 17,44% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 443,29 miliar. 

Dari sisi profitabilitas, return on equity (ROE) atau tingkat pengembalian ekuitas Bank Sumut pada triwulan IIII 2022 sebesar 17,38%, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya 16,10%. 

Sementara itu, return on asset (ROA) atau tingkat pengembalian aset sebesar 2,17%, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya 2,06%.

Seiring dengan proses IPO, Hadi mengatakan pihaknya akan terus berekspansi untuk meningkatkan kinerjanya. Adapun Dana IPO akan digunakan untuk modal kerja, salah satunya dengan ekspansi penyaluran kredit serta meningkatkan infrastruktur teknologi.

"Yang paling penting lagi, dengan IPO, proses bisnis akan makin baik,” ujar Hadi. 

Sesuai prospektus, bank daerah milik Provinsi Sumatra Utara ini telah menggelar penawaran awal atau bookbuilding sebanyak-banyaknya 2.934.798.300 saham (mewakili 23 persen dari total saham Bank Sumut usai IPO) mulai Kamis (5/1) hingga Rabu (18/1).

Dengan nilai nominal Rp250 per saham, Bank Sumut, BPD pertama di luar Pulau Jawa yang akan segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), mematok harga penawaran pada rentang harga Rp 350 hingga Rp 510 per saham sehingga perseroan berpotensi meraup dana Rp 1,02 triliun hingga maksimal Rp 1,49 triliun.

Baca Juga: Sambut Imlek 2023, Bank Bjb Tebar Promo Transaksi dan Hadiah Saldo

Penulis: Alfi Salima Puteri
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: