Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Laba BCA Syariah Capai Rp 128,5 Miliar Hingga November 2022

Laba BCA Syariah Capai Rp 128,5 Miliar Hingga November 2022 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
WE Finance, Jakarta -

Di tengah tekanan ekonomi global, PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) berhasil membukukan laba (pre-tax profit) sebesar Rp 128,5 miliar per November 2022. Nilai itu tumbuh 48,9% jika dibandingkan dengan realisasi tahun lalu (yoy).

Direktur BCA Syariah Pranata mengatakan, pada periode sama, pembiayaan perseroan tumbuh 24,5% yoy menjadi Rp 7,2 triliun. Adapun kontribusi terbesar pembiayaan berasal dari segmen komersial sebesar 71,38%, kemudian sektor UMKM 23,13%, dan sektor konsumer sebesar 5,49%.

"Produk konsumer tumbuh paling besar yaitu 98,8%, sedangkan segmen UMKM tumbuh 36,3%, dan komersial tumbuh 17,8%," kata Pranata dalam webinar pada Selasa (20/12).

Menurutnya, produk konsumer menjadi salah satu fokus BCA Syariah tahun ini. Di antaranya produk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang meningkat 187%, sedangkan murabahah emas tumbuh 31,3%.

Adapun untuk total aset BCA Syariah mencapai Rp 11,6 triliun atau tumbuh sebesar 24,03% yoy hingga November 2022. Sementara dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 8,5 triliun atau tumbuh 16,5% yoy.

Ke depan, perusahaan akan terus melakukan digitalisasi dengan memperbaiki fitur dan proses aplikasi BCA Syariah Mobile. Salah satunya melalui Robotic Process Automation (RPA) untuk menyederhanakan proses pembiayaan.

"Kemudian layanan setor tunai. Pengayaan layanan BCA Syariah dengan menggunakan jaringan BCA sebagai bagian dari sinergi dengan induk usaha," ujar Pranata.

Kendati demikian, ia melihat ada berbagai tantangan yang akan dihadapi pada 2023. Tantangan tersebut yaitu inflasi yang belum stabil, ketengangan geopolitik, adanya varian baru covid, dan potensi menurunnya permintaan kebutuhan usaha.

Kemudian tren kenaikan suku bungan, meningkatnya biaya dana, dan normalisasi kebijakan restrukturisasi. "Perseroan akan fokus menjaga stabilitas dan terus mengakselerasi pertumbuhan. Bagiamana bank harus memastikan kondisi terkini dari nasabah dan melakukan pencadangan (CKPN) yang memadai," pungkasnya.

Baca Juga: OJK Proyeksi Pertumbuhan Kredit Perbankan Tahun Depan Terjadi di Semua Sektor

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: