Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jelang Akhir Tahun, Ini Sederet Strategi JTrust Bank Untuk Perkuat Permodalan

Jelang Akhir Tahun, Ini Sederet Strategi JTrust Bank Untuk Perkuat Permodalan Kredit Foto: Achmad Ghifari Firdaus
WE Finance, Jakarta -

PT Bank JTrust Indonesia Tbk (J Trust Bank) berkomitmen untuk melakukan pemenuhan modal inti minimum sebesar Rp 3 triliun sebelum 31 Desember 2022.

Sebelumnya pemegang Saham Pengendali Bank JTrust yaitu J Trust Co., Ltd telah melakukan penambahan setoran modal sehingga modal inti perseroan mencapai Rp 2,21 triliun pada 31 Desember 2021.

J Trust Co., Ltd kembali melakukan penambahan setoran modal pada Juli 2022 sebesar Rp 501,86 miliar, Kemudian modal kembali ditambah sebesar Rp 117, 31 miliar pada September 2022. 

Dengan begitu, modal inti perseroan semakin kuat berada pada posisi Rp 2,76 triliun dengan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) bank menjadi 14,24% hingga September 2022. 

Direktur Keuangan dan PerencanaanJ Trust Bank  Helmi A. Hidayat mengatakan, perseoran telah menyiapkan berbagai langkah agar dapat memenuhi modal inti minimum. Diantaranya dengan pencarian investor potensial, merger dan akuisisi dengan bank lain, serta penambahan modal dari pemegang saham utama apabila dua opsi ini tidak terpenuhi.

"Kami sudah melakukan penjajakan beberapa investor strategis tapi hingga saat ini belum menemukan titik temu dengan pemegang saham pengendali," ujar Helmi dalam Public Expose, Selasa (29/11).

Perseroan memberikan target sampai pertengahan Desember 2022, Jika belum menemukan investor potensial maka pemegang saham akan melakukan setoran modal sebesar Rp 350 miliar.

"Setelah itu kami melakukan rights issue. Sehingga pemenuhan modal inti Rp 3 triliun tidak terkendala lagi," jelasnya.

Menurut Helmi, nantinya para investor ini tidak hanya untuk memenuhi modal inti saja, tetapi juga untuk mengembangkan bisnis perseroan untuk lebih baik lagi ke depannya.

Sementara rencana lain untuk pemenuhan modal inti dengan optimalisasi fee based income, kredit sindikasi, dan perkuat digitalisasi serta jaringan. Kemudian menurukan cost of fund dengan dana murah (CASA) melalui produk baru yang lebih diterima nasabah. 

"Kami juga melakukan optimalisasi karyawan dengan manajemen karir, memperkuat budaya tata kelola perusahaan yang baik, pengembangan new core banking system, serta fokus pada segmen bisnis komersil, korporasi, dan ritel," pungkasnya.

Baca Juga: Restrukturisasi Kredit Diperpanjang, OJK Desak Perbankan Perkuat Mitigasi Risiko

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: