Menu
Perbankan
    Finansial
      Asuransi
        Multifinance
          Fintech
            Video
              Indeks
                About Us
                  Social Media

                  Dorong Ekonomi Hijau, Pembiayaan Berkelanjutan BNI Capai Rp 179,4 triliun

                  Dorong Ekonomi Hijau, Pembiayaan Berkelanjutan BNI Capai Rp 179,4 triliun Kredit Foto: BNI
                  WE Finance, Jakarta -

                  PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berkomitmen terus menginternalisasi prinsip keuangan berkelanjutan pada pada nilai-nilai, budaya kerja, strategi perusahaan, kebijakan operasional, sistem dan prosedur operasional perusahaan. 

                  Direktur Manajemen Risiko BNI David Pirzada mengatakan komitmen tersebut diwujudkan melalui peningkatan sustainable portfolio dengan memberikan pembiayaan pada sektor usaha yang masuk dalam kategori kegiatan usaha berkelanjutan (KKUB).

                  Adapun higga kuartal I 2023, perseroan telah menyalurkan pembiayaan hijau sebesar Rp 179,4 triliun atau 28,5% dari total portofolio kredit BNI. Dengan pembiayaan tersebut, bank pelat merah ini turut mendorong ekonomi hijau di tanah air. 

                  "Perseroan juga berkomitmen untuk mengembangkan praktik usaha berkelanjutan yang sejalan dengan agenda global. Salah satu inisiatifnya ialah memperkenalkan Sustainability Linked Loan (SLL)," ujar David dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (20/4).

                  Baca Juga: OJK Diminta Rancang Mitigasi Risiko Setelah Restrukturisasi Kredit Covid-19 Berakhir

                  Kemudian, BNI juga memberikan insentif bagi nasabah untuk memperbaiki aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) dalam bisnis mereka. Selain berkomitmen untuk mengembangkan praktik usaha berkelanjutan, perseroan juga berhasil meningkatkan kualitas kredit secara persisten.

                  "Hal ini terbukti dengan membaiknya rasio Loan at Risk (LAR) dari 22,1% pada kuartal I 2022 menjadi 16,3% pada kuartal I 2023, serta rasio Non-Performing Loan (NPL) yang membaik dari 3,5% menjadi 2,8%," ungkapnya.

                  David mengungkapkan kualitas aset yang terus membaik juga mempengaruhi penurunan tajam pada credit cost atau rasio pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) terhadap kredit, dari 2,5% pada kuartal I 2022 menjadi 1,4% pada kuartal I 2023.

                  Baca Juga: Mudik Lebaran Makin Nyaman dan Praktis Pakai Kartu BRIZZI dari BRI

                  Penulis: Wenti Ayu Apsari
                  Editor: Ferrika Lukmana Sari

                  Bagikan Artikel: