Menu
Perbankan
    Finansial
      Asuransi
        Multifinance
          Fintech
            Video
              Indeks
                About Us
                  Social Media

                  Silicon Valley Bank Kolaps, Dirut BRI Beberkan Dampaknya terhadap Perbankan Indonesia

                  Silicon Valley Bank Kolaps, Dirut BRI Beberkan Dampaknya terhadap Perbankan Indonesia Kredit Foto: BRI
                  WE Finance, Jakarta -

                  PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menanggapi soal runtuhnya raksasa bank, Silicon Valley Bank (SVB).  Bank ini berfokus pada startup di Amerika Serikat (AS) dan menjadi bank terbesar yang mengalami kegagalan sejak krisis keuangan 2008. 

                  Dilansir Reuters pada Rabu (15/3), kebangkrutan SVB telah mengguncang sistem keuangan global dan mendorong pihak regulator di Amerika untuk turun tangan mengatasi permasalahan tersebut.

                  Terkait dengan kasus tersebut,  Direktur Utama BRI, Sunarso mengungkapkan bahwa kondisi industri perbankan Indonesia saat ini dalam kondisi solid dan memiliki eksposur risiko yang minim atas kolapsnya salah satu bank di AS tersebut.

                  “Perbankan di Indonesia, utamanya BRI, jauh dari episentrum krisis tersebut. Hal ini tercermin salah satunya dari permodalan yang kuat serta likuiditas yang memadai,” ujar Sunarso dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (16/3).

                  Hingga akhir tahun 2022, tercatat CAR BRI (konsolidasian) berada di level sangat kuat sebesar 25,54% dan LDR (konsolidasian) terjaga di level 87,09%.

                  Sunarso juga kembali mengingatkan bahwa sebelumnya perusahaan berhasil melewati krisis berkali-kali, dari krisis moneter di tahun 1998 hingga krisis yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19. 

                  Baca Juga: Jaga Kualitas Kredit, Bank Mandiri Tambah Alokasikan Pencadangan Senilai Rp 3 Triliun

                  “Saat ini perbankan Indonesia sangat taat dalam penerapan Basel dalam hal risk management-nya, sehingga pembentukan modal juga cukup tebal," tuturnya.

                  Di sisi lain, menurut Sunarso, pengawasan dari OJK terhadap bank juga sudah sangat baik, di samping itu, Bank Indonesia (BI) juga terus mendukung dalam pemenuhan likuditas

                  “Saat ini kita tetap harus optimis tapi tidak jumawa dan tidak sembrono. Jadi tetap kita jalankan prinsip-prinsip good corporate governance, risk management yang baik, saya kira itu kuncinya. Jadi optimis tapi juga tetap harus hati-hati dan kita punya tools itu semua, terutama di perbankan,” pungkasnya.

                  Baca Juga: Silicon Valey Bank Kolaps, Bos BRI: Industri Perbankan Indonesia Dalam Kondisi Solid

                  Penulis: Alfi Salima Puteri
                  Editor: Ferrika Lukmana Sari

                  Bagikan Artikel: