Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Silicon Valey Bank Kolaps, Bos BRI: Industri Perbankan Indonesia Dalam Kondisi Solid

Silicon Valey Bank Kolaps, Bos BRI: Industri Perbankan Indonesia Dalam Kondisi Solid Kredit Foto: BRI
WE Finance, Jakarta -

Regulator keuangan California resmi menutup layanan perbankan pada Silicon Valley Bank (SVB) sejak Jumat (10/3). Hal tersebut dilakukan setelah perusahaan perbankan terbesar di Amerika Serikat (AS) ini mengalami krisis modal dan bangkrut dalam 48 jam terakhir.

Runtuhnya Silicon Valley Bank telah mengguncang sistem keuangan global dan mendorong pihak regulator di Amerika untuk turun tangan mengatasi permasalahan tersebut. Kondisi ini juga mendapat perhatian dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI). 

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan pengaruhnya terhadap perbankan nasional. Menurutnya, kondisi industri perbankan Indonesia saat ini dalam kondisi solid dan memiliki eksposur risiko yang minim atas kolapsnya Silicon Valley Bank.

“Perbankan di Indonesia, utamanya BRI, jauh dari episentrum krisis tersebut. Hal ini tercermin salah satunya dari permodalan yang kuat serta likuiditas yang memadai,” ujanya dalam keterangan resmi, Kamis (16/2).

Hingga akhir 2022, rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) BRI secara konsolidasi berada di level yang kuat sebesar 25,54%. Sementara rasio pinjaman terhadap simpanan atau Loan to deposit ratio (LDR) BRI secara konsolidasi terjaga di level 87,09%.

Baca Juga: Ini Jajaran Direksi dan Komisaris BNI Terbaru

Sunarso juga mengingatkan bahwa sebelumnya BRI berhasil melewati krisis berkali-kali, dari krisis moneter pada 1998 hingga krisis akibat pandemi Covid-19. Menurutnya, saat ini perbankan Indonesia sangat taat dalam penerapan basel dalam hal manajemen risikonya, sehingga pembentukan modal juga cukup tebal.

Di sisi lain pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terhadap bank juga sudah sangat baik. Tak hanya itu, Bank Indonesia (BI) juga terus mendukung dalam pemenuhan likuditas perbankan.

“Saat ini kita tetap harus optimis tapi tidak jumawa dan tidak sembrono. Jadi tetap kita jalankan prinsip-prinsip good corporate governance, risk management yang baik, saya kira itu kuncinya. Jadi optimis tapi juga tetap harus hati-hati dan kita punya tools itu semua, terutama di perbankan,” pungkasnya.

Baca Juga: BRI Salurkan Bantuan ke Sejumlah Daerah Bencana di Tanah Air

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: