Menu
Perbankan
    Finansial
      Asuransi
        Multifinance
          Fintech
            Video
              Indeks
                About Us
                  Social Media

                  Sri Mulyani Sindir Bankir yang Bahagia Ketika Suku Bunga Naik

                  Sri Mulyani Sindir Bankir yang Bahagia Ketika Suku Bunga Naik Kredit Foto: Martyasari Rizky
                  WE Finance, Jakarta -

                  Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed menaikan suku bunga 425 basis poin menjadi 4,25% - 4,5% sepanjang tahun 2022. Ini menjadi kenaikan tertinggi dalam 15 tahun terakhir dan paling agresif sejak tahun 1980-an. 

                  Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menilai kenaikan bunga tersebut justru membuat pelaku usaha perbankan alias bankir bahagia. Saking bahagianya, Sri Mulyani menyebut mereka seakan menari di atas penderitaan semua orang.

                  "Kalau bicara tentang interest rate (suku bunga) naik itu, Anda sebetulnya malah menari-nari di atas penderitaan semua orang. Karena kalau saya bicara tentang kenaikan suku bunga, kayaknya wajah Anda malah lebih bahagia gitu," kata Sri Mulyani dalam acara CEO Banking Forum secara daring, Senin (9/1).

                  "Selama ibu masih bisa mengelola dan menstabilkan ekonomi. Suku bunga naik, itu tidak apa - apa dengan kami Bu, gitukan?," imbuhnya.

                  Meski begitu, dia menekankan, tren kenaikan suku bunga tentu akan sangat berdampak pada kegiatan ekonomi, bahkan bisa mengganggu perekonomian nasional.

                  Baca Juga: Permata Bank Gandeng Astra LIfe Hadirkan Asuransi untuk Generasi Sandwich

                  Selain itu, kenaikan suku bunga acuan juga bisa mengganggu bisnis perbankan karena berdampak pada peningkatan bunga dana pihak ketiga (DPK). Akibatnya, biaya dana atau Cost of Funds (CoF) yang ditanggung perbankan juga makin berat.  

                  "CoF yang tinggi pasti akan mempengaruhi kegiatan ekonomi secara menyeluruh," ujarnya.

                  Seperti diketahui, perang Rusia - Ukraina menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan inflasi di sejumlah negara. Mengantisipasi hal tersebut, banyak bank sentral baik dari negara - negara maju maupun berkembang menaikkan suku bunga untuk menahan inflasi. 

                  "Makanya tahun lalu lebih dari 425 basis poin kenaikan suku bunga di Amerika Serikat hanya dalam waktu 1 tahun. Hal itu menjadi tercepat, tertinggi dalam sejarah Amerika," kata Sri Mulyani

                  Sri Mulyani pun memperkirakan kondisi perekonomian yang bergejolak pada 2022 masih akan berlanjut di tahun ini. Maka dari itu, ia meminta para bankir menyiapkan diri untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi global.

                  "Kalau kita terus belajar melihat fenomena, membaca data, melihat dan memahami konteks, Anda akan lebih baik melengkapi diri (bersiap - siap) dengan situasi yang kadang-kadang tidak biasa. Saya berharap tahun 2023 ini seluruh bankir melengkapi dirinya," pungkasnya.

                  Baca Juga: Kejar Modal Inti Rp 6 Triliun, Bank Sumut Segera Melantai di Bursa Efek

                  Penulis: Alfi Salima Puteri
                  Editor: Ferrika Lukmana Sari

                  Bagikan Artikel: