Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menggarisbawahi pentingnya dorongan pembiayaan di sektor ekonomi hijau. Sebab, krisis dunia yang tengah terjadi saat ini membuat implementasi ekonomi hijau makin genting.
"Terdapat kebutuhan yang mendesak untuk kita bekerja sama dan memikirkan rencana realistis yang dapat menyeimbangkan kepentingan lingkungan, ekonomi, dan sosial secara berkelanjutan, tidak terpisah-pisah," ujar Mahendra saat webinar Sustainable Financing yang digelar oleh Warta Ekonomi, Selasa (23/8/2022).
Perwujudan transisi energi memang bukan perkara mudah, kata dia. Terlebih, proyek-proyek ekonomi hijau juga harus menguntungkan secara komersial agar dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, pengembangan keuangan berkelanjutan perlu menjadi perhatian saat ini.
Baca Juga: HKI jadi Jaminan Kredit Berlaku Tahun Depan, OJK: Nggak Masalah
OJK sendiri telah menerbitkan Taksonomi Hijau pada awal 2022 lalu. Di sisi lain, OJK juga memusatkan fokusnya pada dua prioritas utama dalam mengembangkan keuangan berkelanjutan.
Pertama, business matching yang melibatkan pelaku di sektor jasa keuangan dan pelaku industri riil untuk berdiskusi terkati berbagai proyek hijau. Kedua, bauran kebijakan insentif dan disinsentif.
"Sekali pun OJK telah mengeluarkan insentif bagi penerbitan green bond dan ekosistem kendaraan listrik, diperlukan insentif dan disinsentif lainnya untuk mendorong pembiayaan di sektor hijau," jelas dia.
Dengan demikian, OJK mendorong para pelaku di sektor jasa keuangan untuk turut andil dalam pengembangan keuangan berkelanjutan.
"Karena transisi menuju ekonomi berkelanjutan tidak boleh hanya berhenti pada tataran narasi dan wacana. Perlu ada instrumen-instrumen konkret dalam mewujudkan program yang operasional," tutup Mahendra.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: