Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bank Mandiri Optimis Ekonomi RI Tumbuh 5,04% di 2023, Ini Pendorongnya

Bank Mandiri Optimis Ekonomi RI Tumbuh 5,04% di 2023, Ini Pendorongnya Kredit Foto: Bank Mandiri
WE Finance, Jakarta -

Kinerja ekonomi Indonesia sampai dengan pertengahan tahun 2023 masih menunjukkan tren positif. Tercermin dari pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2023 mencapai 5,17%, yang menandakan berlanjutnya peningkatan di konsumsi rumah tangga, investasi serta belanja pemerintah. 

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menilai, tren positif ini juga didorong oleh meningkatnya konsumsi masyarakat terutama di periode libur hari raya, proyek strategis nasional serta kepercayaan investor yang membaik. 

Menurutnya, perbaikan ini diikuti dengan angka inflasi yang semakin terkendali dan berangsur menunjukan penurunan. Secara tahunan, laju inflasi tercatat sebesar 3,08% secara year on year (YoY) pada Juli 2023. Posisi ini, menurun bila dibandingkan posisi Juni 2023 yang sempat menyentuh 3,52%. 

“Laju inflasi tersebut telah kembali berada di target Bank Indonesia tahun ini, di kisaran 2% - 4%. Pengelolaan pasokan pangan yang baik dan turunnya harga komoditas global turut menopang laju penurunan inflasi, terutama dari sisi harga pangan,” ujar Andry dalam acara Bank Mandiri Economic Outloook Kuartal III 2023 di Jakarta, Selasa (22/8).

Adapun kinerja neraca perdagangan Indonesia masih mencatat surplus meskipun surplus perdagangan terus menunjukkan penurunan seiring normalisasi harga komoditas dan juga meningkatnya impor sejalan pemulihan ekonomi domestik. 

Baca Juga: Digunakan Ribuan Pengguna, Transfer Valas Livin' by Mandiri Capai Rp 37,2 Miliar

Dengan kinerja neraca perdagangan tersebut, pihaknya memperkirakan Neraca Transaksi Berjalan (NTB) atau Current Account Balance akan kembali mencatat defisit 0,65% dari PDB tahun 2023.

Di samping itu, data menunjukkan selama tujuh bulan pertama pada tahun 2023, surplus neraca perdagangan tercatat sebesar US$ 21,2 miliar, menurun dibandingkan surplus pada periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 29,1 miliar. 

“Melihat tren pertumbuhan ekonomi Indonesia yang membaik, kami meyakini pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 5,04% di tahun 2023,” terang Andry.

Kemudian, indikator lain menunjukkan aliran modal asing kembali masuk ke dalam pasar obligasi Indonesia seiring optimisme fundamental ekonomi Indonesia yang masih sangat baik. Selama semester I tercatat nett buy investor asing di pasar obligasi sebesar Rp 84 triliun. 

"Kami percaya investor asing masih akan kembali banyak masuk ke Indonesia pada kuartal IV ketika suku bunga acuan AS (Fed Fund Rate) telah mencapai puncaknya di September," jelasnya. 

Apalagi, saat ini kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) mencapai 15,6% dari total, lebih tinggi dibandingkan posisi terendahnya di sekitar 14%. 

"Kami memandang potensi yield SBN akan dapat kembali berada di kisaran 6,1% - 6,3% tahun 2023 dengan potensi foreign capital inflows tersebut," pungkasnya.

Baca Juga: Cegah Penipuan Investasi, OJK Perkuat Literasi dan Inklusi Keuangan Untuk Perempuan dan UMKM

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: