Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hingga Mei 2023, Jamkrindo Beri Penjaminan Kredit untuk 4,47 Juta UMKM di Indonesia

Hingga Mei 2023, Jamkrindo Beri Penjaminan Kredit untuk 4,47 Juta UMKM di Indonesia Kredit Foto: Siaran Pers/PT Jamkrindo
WE Finance, Jakarta -

PT Jamkrindo mencatatkan volume penjaminan kredit sebesar Rp 144,59 triliun hingga Mei 2023. Penjaminan tersebut diberikan kepada 4,47 juta debitur usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. 

Sementara pada tahun 2022, Jamkrindo berhasil mencatatkan volume penjaminan kredit sebesar Rp 312,36 triliun atau naik sebesar 26,19%, dengan menjamin kredit dari 10,8 juta UMKM.

Lebih rinci, Kepala Divisi Analisis Bisnis Jamkrindo, Etyk Turniyatun menyampaikan, dari periode 2007 sampai dengan Mei 2023, Jamkrindo telah melakukan penjaminan kredit sebesar Rp 1.909 triliun kepada 69 juta UMKM. 

"Dari periode 2007 sampai dengan Mei 2023 itu juga penyerapan tenaga kerjanya sudah mencapai 163 juta orang. Inilah bukti nyata bahwa Jamkrindo melakukan penjaminan terhdap UMKM dan mendukung UMKM sepenuhnya," ujar Etyk dalam webinar bertajuk "Memperluas Aksebilitas dan Pendanaan UMKM Tangguh dan Berdaya Saing Kuat, Selasa (11/7).

Baca Juga: Dukung Industri Otomotif, Danamon dan Adira Finance Ramaikan Gelaran IIMS hingga 2026

Sementara terkait kinerja operasional, Etyk menyebut volume penjaminan dari tahun 2018 hingga Mei 2023 Jamkrindo mengalami pertumbuhan sebesar 16%. 

"Di mana setiap tahun selalu tumbuh, kecuali mungkin di tahun 2020 karena ada Covid-19. Jadi itu berdampak walaupun mungkin tidak secara signifikan berdampak. Namun di 2021 kembali kami mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dari 2020 ke 2021," jelasnya.

Kemudian pada 2022, lanjut Etyk, di saat ekonomi global diproyeksikan akan melemah, justru dari segi volume penjaminan Jamkrindo tumbuh signifikan.

"Dari 2021 sebesar Rp 247 triliun kita jamin, di 2022 ada sebesar Rp 312,3 triliun. Ini artinya, di dalam bisnis penjaminan walaupun di bisnis-bisnis lain kena imbas Covid-19, kami malah tumbuh," ungkapnya.

Selain itu, perusahaan pelat merah ini juga berhasil mencatatkan pertumbuhan imbal jasa penjaminan (IJP) meski sempat terdapat penurunan volume penjaminan dari 2019 ke 2020.

"Jadi IJP ini tidak pernah turun dari 2018 sampai ke 2022. Dengan compound annual growth rate (CAGR) sebesar 43% dan pertumbuhan yoy sebesar 23%. Di tahun 2022 sebesar Rp 6,78 triliun," ucap Etyk.

Baca Juga: Perkuat Akses Pendanaan, Bank BRI Tawarkan Nasabah Korporasi untuk IPO di Bursa Efek

Seiring dengan peningkatan volume penjaminan, maka klaim yang harus dibayarkan perusahaan pun ikut terdampak.

"Jadi di 2018 itu (klaim) sekitar Rp 1,1 triliun, terus naik -naik, kemudian di 2022 itu sekitar Rp 2,7 triliun," imbuhnya.

Tak hanya klaim, pendapatan subrogasi perusahaan juga terus mengalami peningkatan, meskipun pada 2018 hingga 2021 peningkatannya terjadi hampir merata. 

"Tapi di 2022 kami mendapatkan pendapatan suborgasi sebesar Rp 835 miliar," pungkas Etyk.

Baca Juga: Ditunjuk Jadi Bos Baru OJK, Ini Jejak Rekam Agusman dan Hasan Fawzi

Penulis: Alfi Salima Puteri
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: