PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) siap menyambut investor strategis baru dari luar negeri untuk menggantikan PT Bank Negara Indonesia (BNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang akan melepas kepemilikan sahamnya.
Rencana tersebut merupakan upaya agar kepemilikan saham publik atau free float BSI terus bertambah. Saat ini porsi kepemilikan saham publik bank syariah terbesar di Indonesia ini hanya 9,91%. Nilai tersebut terbilang masih kecil.
"Kalau itu kita ngikutin pemilik dalam hal ini pemegang saham atau pemerintah. Itu kan strategis investor dari luar masuk, tapi kemudian beberapa pemilikan lama divestasi (melepas kepemilikan sahamnya)," kata Wakil Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta usai acara Indonesia Re International Conference, di Jakarta, Rabu (5/7).
Di samping itu, Bob belum bisa memastikan kapan aksi divestasi dan masuknya investor asing tersebut dirampungkan. Ia hanya memastikan bahwa ada rencana untuk menaikan free float.
Baca Juga: OJK Terima 10.071 Pengaduan di Sektor Keuangan, Ada Indikasi Pelanggaran dan Sengketa
"Memang ada rencana untuk menaikan (free float) jadi ya beberapa pemegang saham bank yang kemudian sekarang masih jadi induk-induk kami itu, itu kan memang ada rencana juga," kata Bob.
"Dari pemerintah juga untuk dilakukan divestasi. Nah, divestasinya itu kan ada dua, untuk menambah free float dan juga untuk mengkonsiderasikan kalau ada nanti investor strategis. Jadi, tanya sama pemerintah aja. Kita ngikutin itu," pungkasnya.
Seperti diketahui, kepemilikan saham BSI dipegang oleh PT Bank Mandiri (Persero) dengan porsi 51,47%, BNI memiliki saham 23,2%, lalu BRI mempunyai porsi saham 15,38%.
Baca Juga: Jaga Stabilitas Sektor Keuangan, OJK Pantau Perkembangan Klaim Unit Link hingga Investasi Dapen
Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari