Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berkah Layanan Digital Banking, Pendapatan Komisi BRI Tembus Rp 5,08 Triliun

Berkah Layanan Digital Banking, Pendapatan Komisi BRI Tembus Rp 5,08 Triliun Kredit Foto: BRI
WE Finance, Jakarta -

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mengantongi pendapatan berbasis Fee Based Income (FBI) senilai Rp 5,08 triliun atau tumbuh 11,5% yoy di kuartal I 2023.

Berdasarkan laporan kinerja BRI, kontribusi terbesar FBI berasal dari kanal digital, yang di mana pada tiga bulan pertama tahun ini menyumbang 37% dari pendapatan berbasis komisi atau dengan nominal mencapai Rp 1,83 triliun.

Kemudian, per Maret 2023, emiten bersandi BBRI ini mencatat sebanyak 98,9% transaksi dilakukan nasabah melalui kanal digital. Artinya, hanya 1,1% saja transaksi nasabah yang masih menggunakan cara konvensional.

Founder Kurikulum Saham, Alex Sukandar mengatakan dalam jangka panjang FBI dari layanan digital akan terus meningkat dan berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja bottom line. Hal ini seiring dengan pertumbuhan adopsi layanan digital di Indonesia.

“Masyarakat terbiasa dengan transaksi melalui platform digital. Hal ini menciptakan peluang bagi bank-bank untuk menawarkan berbagai layanan fee-based melalui kanal digital, seperti pembayaran tagihan, transfer antar bank, pembelian produk keuangan, dan sebagainya,” ujar Alex dalam keterangan resmi, Kamis (8/6).

Baca Juga: Gandeng SMF, BSI Terbitkan EBA Syariah Untuk Dorong Pembiayaan Perumahan

Alex melanjutkan, meningkatnya adopsi digital dimanfaatkan oleh BRI untuk melahirkan inovasi. Misalnya, bank dapat memperkenalkan layanan pembayaran digital yang lebih canggih, seperti dompet digital, pembayaran menggunakan teknologi QR code, atau integrasi dengan e-commerce platform.

Lebih lanjut, layanan digital juga memungkinkan bank untuk menjangkau nasabah potensial di wilayah yang lebih luas, mengingat BRI merupakan bank di Indonesia dengan jaringan terluas hingga pelosok negeri.

Di sisi lain, dengan adanya akses ke layanan digital, bank dapat menawarkan produk dan layanan fee-based kepada nasabah yang sebelumnya sulit dijangkau atau tidak dilayani oleh cabang fisik.

“Secara karakteristik, FBI lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan komisi dari penyaluran kredi karena komisi dari layanan digital terbilang kebal terhadap fluktuasi suku bunga,” ungkapnya.

Baca Juga: Belum Penuhi Modal Rp 100 Miliar, Belasan Multifinance Terancam Kena Sanksi dari OJK

Kendati demikian, Alex mengingatkan bahwa perubahan teknologi dan tren perilaku konsumen dapat memberikan tantangan baru bagi bank, seperti menghadapi persaingan yang semakin ketat dan kebutuhan untuk beradaptasi dengan cepat.

“Bank perlu terus mengikuti tren digital, memperbarui strategi, dan berinvestasi dalam inovasi teknologi untuk memastikan posisi fee dari layanan digital tetap kuat terhadap bottom line di masa depan,” kata dia.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Digital dan IT BRI Arga M. Nugraha menambahkan, peningkatan pelayanan digital terus diupayakan guna memberi kemudahan dan kepuasan kepada pelanggan guna meningkatkan volume transaksi BRI secara keseluruhan.

“Nasabah kami telah beralih dari transaksi berbasis kantor cabang ke saluran transaksi digital. Jumlahnya terus meningkat sejalan dengan perjalanan transformasi digital pelanggan. Kenyamanan nasabah menjadi unsur penting bagi BRI, dengan transformasi layanan di dalamnya,” jelasnya.

Baca Juga: Sambut Iduladha, BSI Berikan Hewan Kurban Bagi Nasabah Pengguna Tabungan Easy Mudharabah

Penulis: Wenti Ayu Apsari
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: