Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakar Keamanan Siber: Insiden BSI Tengah Ditangani Tim Berpengalaman dan Sudah Memiliki SOP

Pakar Keamanan Siber: Insiden BSI Tengah Ditangani Tim Berpengalaman dan Sudah Memiliki SOP Kredit Foto: Unsplash/Markus Spiske
WE Finance, Jakarta -

Chairman Indonesia Cyber Security Forum, Ardi Sutedja meminta kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik atas serangan siber yang terjadi pada PT Bank Syariah Indonesia, Tbk (BSI). 

Menurutnya, serangan siber tidak dapat dihindarkan dan bakal kerap terjadi di era digital saat ini. Kejadian yang dialami bank syariah terbesar di Indonesia itu juga bukan yang pertama kalinya.

"Serangan siber umum terjadi, bukan hanya di Indonesia, di negara lain pun kerap terjadi dan instensitasnya cukup tinggi," ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (17/5). 

Terkait insiden Informasi Teknologi (IT) yang dialami Bank Syariah Indonesia, Ardi menyebutkan insiden tersebut tengah ditangani tim berpengalaman dan sudah ada prosedur tetap atau SOP di industri dalam mengatasi serangan yang terjadi.

“Namun, sebenarnya sejak tim restorasi sudah masuk ke BSI dan OJK juga sudah mengawasi, nasabah tidak perlu khawatir lagi terhadap dana simpanannya," kata Ardi.

Menurutnya, proses assesment dan forensik digital memakan waktu cukup panjang, dan tidak bisa cepat. Hal tersebut membutuhkan kehati-hatian dan melihat apa saja yang terdampak. Dalam hal ini, masyarakat perlu bersabar karena proses restorasi perlu penilaian menyeluruh yang memakan waktu.

Baca Juga: Penuhi Ketentuan OJK, IFG Andalkan Anak Perusahaan untuk Perkuat Modal Minimum

"Justru dengan adanya serangan siber, membuat perusahaan yang jadi korban makin meningkatkan keamanan system IT nya yang ujung-ujungnya berdampak positif pada keamanan dan kenyamanan konsumen maupun nasabah," terangnya.

Sebelumnya, aksi peretasan dan penyusupan ke sistem IT juga menyerang Bank Indonesia, Pertamina hingga Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada tahun lalu. 

Menurutnya, kejahatan dunia maya ini intensitasnya semakin meningkat seiring makin pesatnya pertumbuhan penggunaan sistem TI pada proses kerja dan bisnis di swasta maupun pemerintahan.

Ardi menyebutkan bahwa insiden serangan ransomware seperti yang dialami bank syariah ini bukan pertama kali terjadi. Pada 2017, ransomware WannaCry diketahui melakukan serangan pada sebuah lembaga layanan kesehatan. Artinya, serangan siber bisa terjadi setiap saat menimpa Lembaga dan perusahaan apapun.

"Saya yakin ini sekarang sudah ditangani oleh tim yang sangat berpengalaman, cuma masyarakat harus bersabar," pungkasnya.

Baca Juga: BSI dan BSSN Perkuat Sinergi untuk Tangani Dugaan Serangan Siber

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: