Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

FIFGroup dan Asuransi Astra Topang Kinerja Astra Financial di 2022

FIFGroup dan Asuransi Astra Topang Kinerja Astra Financial di 2022 Kredit Foto: Astra Financial
WE Finance, Jakarta -

Bisnis keuangan Astra Grup terus melesat. Hal ini terlihat dari pertumbuhan kinerja Astra Financial baik dari dari bisnis multifinance hingga asuransi sehingga menopang pertumbuhan laba pada 2022. 

Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro mengungkapkan, bahwa laba bersih divisi jasa keuangan grup meningkat 22% menjadi Rp 6,0 triliun pada tahun 2022.

"(Kenaikan laba) terutama disebabkan oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen," kata Djony dalam keterangan resmi dikutip pada Jumat (3/3).

Jika dirinci nilai pembiayaan baru pada bisnis pembiayaan konsumen meningkat 21% menjadi Rp 101,7 triliun. Kontribusi laba bersih dari perusahaan grup yang fokus pada pembiayaan mobil meningkat 35% menjadi Rp1,8 triliun, disebabkan jumlah pembiayaan yang lebih besar. 

Kemudian kontribusi laba bersih dari PT Federal International Finance (FIF) yang fokus pada pembiayaan sepeda motor meningkat 29% menjadi Rp 3,2 triliun karena jumlah pembiayaan yang lebih besar dan provisi kerugian pinjaman yang lebih rendah.

Sementara nilai pembiayaan baru yang disalurkan oleh perusahaan grup yang fokus pada pembiayaan alat berat naik sebesar 47% menjadi Rp 9,9 triliun. Kontribusi laba bersih dari bisnis ini meningkat 38% menjadi Rp 102 miliar, terutama disebabkan oleh jumlah pembiayaan yang lebih besar.

Baca Juga: Janji OJK Benahi Industri Non Bank Bermasalah hingga Tuntas

Sedangkan PT Asuransi Astra Buana (Asuransi Astra), perusahaan asuransi umum grup ini mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 12% menjadi Rp 1,2 triliun, terutama disebabkan pendapatan underwriting dan hasil investasi yang lebih tinggi. 

"Perusahaan asuransi jiwa Grup, PT Asuransi Jiwa Astra (Astra Life), mencatatkan peningkatan premi bruto sebesar 5% menjadi Rp 6,0 triliun," lanjutnya. 

Ia mengatakan, grup mencatatkan pencapaian kinerja tertinggi pada 2022, yang mencerminkan pemulihan ekonomi Indonesia yang kuat dan harga komoditas yang tinggi. Meskipun terdapat ketidakpastian terkait proyeksi ekonomi global, termasuk kemungkinan harga komoditas yang lebih rendah. 

"Kami tetap yakin dengan prospek jangka pendek grup dan memiliki posisi yang baik untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang melalui evolusi berkelanjutan atas portofolio bisnisnya dan investasi modal yang signifikan, dalam rangka mendukung prioritas strategis grup," pungkasnya. 

Baca Juga: Janji OJK Benahi Industri Non Bank Bermasalah hingga Tuntas

Penulis: Wenti Ayu Apsari
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: