Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Lagi Rugi, Bank Raya Raup Laba Senilai Rp 11,46 Miliar Sepanjang 2022

Tak Lagi Rugi, Bank Raya Raup Laba Senilai Rp 11,46 Miliar Sepanjang 2022 Kredit Foto: Bank Raya
WE Finance, Jakarta -

PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) berhasil mencatatkan kinerja yang positif sepanjang 2022. Anak usaha dari Bank BRI ini berhasil mencetak laba bersih senilai Rp 11,46 miliar dari rugi bersih Rp 3,05 miliar sepanjang 2021.

Direktur Utama Bank Raya Ida Bagus Ketut Subagia mengatakan, pencapain ini tak lepas dari upaya perseroan menjalankan strategi perbaikan bisnis yang berfokus pada kualitas aset dan pemulihan yang membuahkan hasil baik, serta memberikan ruang bagi perusahaan untuk menajamkan efisiensi dan efektivitas dalam operasional dan peningkatan customer experience.

"Perseroan terus memprioritaskan profitabilitas secara berkesinambungan untuk mewujudkan misi kami memperkuat sinergi ekosistem BRI Group," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (2/3). 

Ida mengatakan, hal ini dicapai dengan terus melakukan inovasi produk-produk andalan baik pada digital saving maupun lending guna memastikan nilai jangka panjang untuk Bank Raya dan para pemangku kepentingan.

Sementara itu, nilai kredit digital Bank Raya terus bertumbuh sebesar 87,65% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp 917,89 miliar. Sedangkan total simpanan digital memcapai Rp 616,07 miliar. 

Baca Juga: PermataBank Tunggu Ketentuan Spin Off UUS dari OJK

Adapun rasio gross NPL juga menunjukkan perbaikan sebesar 2,90% lebih baik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 3,98%. Sementara pendapatan Bank Raya menembus angka Rp 562,1 miliar, tumbuh 984,7% dari tahun sebelumnya. 

Di samping itu, penyaluran kredit Bank Raya mengalami penurunan sebesar 33,10% menjadi Rp7,77 triliun. Aset perseroan juga ikut turun sebesar 17,61% yoy menjadi Rp 13,89 triliun pada 2022. 

Tak hanya itu, dari sisi liabilitas Bank Raya menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 9,81 triliun, turun 27,35% yoy. Dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) juga berkurang sebesar 39,05% menjadi Rp 3,09 triliun.

"Meskipun terdapat penurunan dibandingkan periode sebelumnya,  hal ini adalah dampak langkah strategis perseroan untuk melakukan penataan kembali portofolio bisnis untuk fokus kepada pengembangan bisnis digital, khususnya di tengah proses transformasi menjadi bank digital," pungkasnya. 

Baca Juga: Ini 5 Arah Kebijakan OJK untuk Memperkuat Industri Keuangan Non Bank

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: