Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terapkan Manajemen Risiko dan Pencadangan, BRI Torehkan Peningkatan Laba hingga 67,15%

Terapkan Manajemen Risiko dan Pencadangan, BRI Torehkan Peningkatan Laba hingga 67,15% Kredit Foto: BRI
WE Finance, Jakarta -

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang impresif yang terlihat dari pertumbuhan laba bersih mencapai 67,15% yoy menjadi Rp 51,4 triliun pada 2022. 

Keberhasilan BRI tersebut tidak terlepas dari manajemen risiko yang prudent. Hal ini tercermin dari dari rasio NPL BRI secara konsolidasian yang terkendali pada level 2,67%.

Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto mengatakan kemampuan perseroan dalam membukukan kinerja yang cemerlang harus diimbangi dengan pengelolaan risiko bisnis yang prudent.

"Oleh karena itu, top management perseroan selalu mengambil langkah strategis dengan menyiapkan pencadangan yang memadai," ujar Agus dalam keterangan resmi, Kamis (23/2).

Disamping itu, perusahaan juga menyiapkan pencadangan yang cukup dengan NPL Coverage tercatat sebesar 305,73%, di mana angka ini meningkat dibandingkan dengan NPL Coverage pad akhir tahun 2021 yang sebesar 281,16%.

Baca Juga: Tingkatkan Literasi Investasi di Kalangan Gen Z, Mandiri Sekuritas Gelar MOST Youth Talk

Pencadangan yang memadai tersebut merupakan langkah antisipatif dan upaya mitigasi risiko menghadapi ketidakpastian perekonomian global, kenaikan inflasi dan suku bunga, serta potensi perlambatan ekonomi.

Agus mengungkapkan kualitas kredit yang baik dan pencadangan yang memadai juga diiringi dengan pertumbuhan kredit yang positif dengan total kredit dan pembiayaan BRI Group mencapai Rp 1.139,08 triliun pada akhir 2022, secara khusus portofolio kredit Mikro BRI tumbuh 13,9% yoy.

Kemudian, kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit dan pembiayaan juga didukung dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. Hal ini terlihat dari rasio LDR secara konsolidasian yang terjaga di level 87,09% dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 25,54%.

Lebih lanjut, pada akhir 2022, BRI menyiapkan NPL Coverage sebesar 305,73%, naik sekitar 24,57% dari posisi akhir 2021 sebesar 281,16%. Dia bilag rasio pencadangan itu sangat memadai sehingga BRI memiliki alasan kuat untuk menaikkan pencadangan. 

"Ini sebagai langkah antisipatif dan upaya mitigasi risiko menghadapi tantangan ekonomi tahun ini seperti ketidakpastian perekonomian global, kenaikan inflasi, suku bunga yang naik, serta potensi perlambatan ekonomi,” ungkapnya.

Berdasarkan data perseroan sejak 2019, BRI selalu meningkatkan dana pencadangan. Pada tahun tersebut, BRI menyiapkan pencadangan sebesar 166,59%, tahun berikutnya pada saat pandemi pencadangan BRI naik pesat menjadi 247,98%.

”Dengan upaya mitigasi risiko, menjadi komitmen nyata perseroan untuk menjaga bisnis yang sehat dan berkelanjutan. Ini merupakan salah satu nilai dari kami untuk stakeholders sehingga kepercayaa dari seluruh stakeholders dapat selalu kami jaga dengan bukti konkret yang tercermin dari kinerja secara menyeluruh,” lanjutnya.

Baca Juga: CIMB Niaga Finance Bidik Aset Kelolaan Rp 10,4 Triliun di 2023, Begini Strateginya

Menanggapi hal tersebut, Pengamat Perbankan Lando Simatupang mengatakan kebijakan pencadangan adalah upaya bank memitigasi atas segala potensi eksternal. Dengan pembentukan cadangan yang cenderung tinggi, ini bentuk mitigasi bank atas potensi resesi global yang akan mempengaruhi domestik. 

Lando yang pernah menjabat sebagai Kepala Riset Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) ini menilai pada 2023 bank berpotensi kembali mempertebal pencadangan.

"Akan tetapi, bila Indonesia dapat mengatasi gejala resesi global dengan baik, maka tentu hal itu tidak perlu dilakukan.Misal ekspor komoditas masih bertumbuh, maka industri perbankan bisa jadi masih bisa tumbuh dan membukukan pertumbuhan laba,” terang Lando.

Baca Juga: Gandeng Astra Credit Companies, BRI Beri Solusi Perbankan Terintegrasi ke Nasabah

Penulis: Wenti Ayu Apsari
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: