Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

BRI Cetak Laba Rp 51,4 Triliun, Melesat 67% Pada 2022

BRI Cetak Laba Rp 51,4 Triliun, Melesat 67% Pada 2022 Kredit Foto: BRI
WE Finance, Jakarta -

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) berhasil mencatat kinerja positif pada 2022, dengan mencetak laba sebesar Rp 51,4 triliun. Nilai tersebut tumbuh 67,15% jika dibandingkan dengan pencapaian 2021.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, faktor utama yang mempengaruhi laba BRI adalah pertumbuhan volume kredit dan juga peningkatan jumlah nasabah yang dilayani, terutama nasabah mikro.

"Peningkatan laba BRI lebih disebabkan oleh pertumbuhan jumlah nasabah mikro yang telah naik lebih dari 3 kali lipat menjadi lebih dari 15 juta nasabah. Demikian halnya volume kredit telah tumbuh lebih dari 6 kali lipat menjadi Rp 1.029,80 triliun jika dibandingkan dengan posisi 2008," kata Sunarso dalam paparan kinerja tahun 2022, Rabu (8/2).

Hal tersebut ditunjukkan dari data NIM BRI (bank only) pada tahun 2008 sebesar 10,18%, dengan pencapaian laba hanya sebesar Rp 5,96 triliun. Saat itu jumlah nasabah pinjaman sekitar 5 juta dan volume kredit hanya sebesar Rp 161,06 triliun.

Baca Juga: Ditopang Ekonomi Syariah, BI Ramal Pembiayaan Bank Syariah Tumbuh hingga 16% di 2023

Sementara pada 2022, laba BRI (bank only) justru meningkat pesat menjadi Rp 47,83 triliun disaat NIM BRI telah turun 33,20 persen dari posisi 2008. BRI juga berhasil melakukan efisiensi utamanya melalui menekan biaya dana (Cost of Fund) melalui perbaikan funding structure peningkatan dana murah (CASA).

Efisiensi tersebut tercermin dari rasio Biaya Operasional dan Pendapatan Operasiona (BOPO), cost efficiency ratio (CER), dan Rasio Biaya terhadap Pendapatan atau Cost to Income Ratio (CIR) yang membaik dibandingkan periode sama tahun lalu. BOPO tercatat capai 69,10%, semakin baik dibandingkan  akhir 2021 sebesar 78,54%.

Sementara itu, rasio CER juga tercatat semakin membaik dari 50,25% di akhir 2021 menjadi 48,16% di akhir 2022 dan CIR semula 48,56% menjadi 47,38%, yang artinya kinerja perusahaan semakin efisien. 

"Membaiknya kualitas kredit yang disalurkan memberikan dampak positif terhadap efisiensi yang dilakukan oleh perseroan. Dampaknya, BRI berhasil menurunkan cost of credit dari 3,78% di akhir 2021 menjadi 2,55% pada akhir 2022,” jelas Sunarso.

Adapun faktor lainnya yang memberikan kontribusi besar terhadap kinerja perseroan yakni pendapatan berbasis komisi atau fee based income yang tumbuh double digit yang merupakan buah dari transformasi digital.

“Pendapatan berbasis komisi memberikan kontribusi yang masif terhadap kinerja BRI secara keseluruhan. Di mana, pada akhir Desember 2022 BRI berhasil menghimpun pendapatan berbasis komisi senilai Rp18,80 triliun atau tumbuh 10,16% yoy, sehingga fee to income ratio mencapai 11,37%” imbuh Sunarso.

Sunarso mengatakan, bahwa perusahaan akan terus mengoptimalkan upaya pemulihan. Hal tersebut tercermin dari recovery rate BRI tahun 2022 yang mencapai sebesar 59,12%. Sehingga pendapatan recovery BRI pada akhir 2022 meningkat sebesar 33,59% secara tahunan (yoy).

Terkait penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), bank pelat merah ini juga berhasil mencatatkan kinerja positif. Hingga akhir Kuartal IV 2022, simpanan nasabah BRI tumbuh hingga 14,85% yoy menjadi sebesar Rp 1.307,88 triliun.

Baca Juga: OJK Pastikan Likuiditas Perbankan Aman untuk Penyaluran Kredit

Hal ini terlihat dari pertumbuhan CASA BRI yang meningkat sebesar 21,46%. Secara umum saat ini proporsi CASA BRI tercatat 66,70%, meningkat signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 63,08%.

Dari sisi penyaluran kredit, total kredit dan pembiayaan BRI Group tercatat mencapai Rp 1.139,08 triliun pada akhir Desember 2022. Secara khusus, portofolio kredit Mikro BRI tumbuh double digit sebesar 13,9% yoy. Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus meningkat, menjadi sebesar 84,74%.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menjelaskan bahwa sepanjang tahun 2022, BRI telah berhasil menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sesuai dengan breakdown atau alokasi yang ditetapkan pemerintah yakni sebesar Rp252,38 triliun kepada 6,5 juta debitur.

“Pada 2023 ini, BRI akan terus berkomitmen untuk menyalurkan KUR sebagai upaya mendorong roda perekonomian grass root serta untuk mendukung penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. BRI telah mendapatkan alokasi penyaluran KUR tahun 2023 dari pemerintah sebesar Rp 270 triliun dan BRI optimis dapat mencapai target tersebut," ungkapnya.

Baca Juga: Fitch Ratings Naikkan Peringkat BRI jadi BBB dan AAA (idn) dengan Outlook Bisnis Stabil

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: