Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Fitch Ratings Naikkan Peringkat BRI jadi BBB dan AAA (idn) dengan Outlook Bisnis Stabil

Fitch Ratings Naikkan Peringkat BRI jadi BBB dan AAA (idn) dengan Outlook Bisnis Stabil Kredit Foto: BRI
WE Finance, Jakarta -

Lembaga pemeringkat keuangan terkemuka dunia, Fitch Ratings menaikan peringkat utang PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) karena dinilai mampu menjaga kinerja positif yang berkelanjutan sehingga konsisten meraih kepercayaan seluruh stakeholders.

Ada beberapa peringkat utang BRI yang dikerek naik oleh lembaga pemeringkat yang memiliki Kantor Pusat di New York dan London tersebut. Pertama, Peringkat Utang Jangka Panjang (LT IDR) BRI dari 'BBB-' menjadi 'BBB'. 

Kedua, Short Term Issuer Default Rating (IDR) BRI dinaikkan dari F3 menjadi F2. Ketiga, Fitch Ratings meningkatkan Peringkat Nasional Jangka Panjang BRI menjadi 'AAA (idn)' dari 'AA+(idn)' dengan outlook stabil. 

Keempat, Fitch Ratings menaikkan government support dari bbb- menjadi bbb. Dan yang terakhir, Fitch Ratings juga menaikkan peringkat senior unsecured notes berdenominasi dolar Amerika Serikat dari 'BBB-' menjadi 'BBB'.

Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menyampaikan ada 7 indikator utama yang dinilai Fitch Ratings. Pertama adalah dukungan pemerintah. Penilaian tersebut didasarkan pada kepentingan sistemik pemerintah terhadap BRI sebagai bank milik negara yang strategis.

Baca Juga: Dikejar Waktu, Masih ada 17 Fintech Lending Belum Penuhi Ekuitas Rp 2,5 Miliar

"Ini karena BRI merupakan bank komersial terbesar kedua di Indonesia. BRI pun memiliki peran utama sebagai bank UMKM," ujar Aestika dalam keterangan tertulis, Selasa (7/2).

Kedua adalah prospek lingkungan bisnis yang dinilai stabil. Fitch Ratings memperkirakan lingkungan bisnis untuk bank-bank di Indonesia akan stabil karena pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang kemungkinan akan bertahan pada 2023 dan 2024. Hal itu akan mendorong permintaan pinjaman industri dan kualitas aset. 

Ketiga, lanjut Aestika, BRI dinilai sebagai waralaba Indonesia yang kuat. Sebab BRI mencerminkan waralaba domestik yang kuat, ditandai dengan pendapatan operasional yang tertinggi di pasarnya. 

"Pangsa pasar BRI pun sangat tinggi di segmen bisnis inti yaitu UMKM. Hal ini dilengkapi dengan diversifikasi pendapatan yang memadai dan kualitas manajemen yang sangat baik," terangnya.

Keempat adalah peningkatan metrik kualitas aset yang terus membaik. Di mana Fitch Ratings memperkirakan rasio kredit bermasalah (NPL) BRI akan membaik secara bertahap, terdorong perpanjangan peraturan restrukturisasi untuk menunjang pertumbuhan ekonomi yang sehat. 

Penilaian itu pun termasuk termasuk kebijakan dana pencadangan perseroan yang sangat memadai mencapai 279 persen dan LAR sebesar 46% per September 2022.

Kelima adalah pemulihan profitabilitas perseroan yang berkelanjutan. Dalam penilaian ini Fitch Ratings meyakini profitabilitas BRI akan terdorong pertumbuhan pinjaman yang tinggi dan biaya kredit yang lebih rendah. 

"Fitch Ratings pun memperkirakan tekanan pada marjin bunga bersih BRI akibat tren kenaikan suku bunga sebagian akan diimbangi dengan peningkatan imbal hasil pinjaman karena berlanjutnya ekspansi ke pinjaman mikro termasuk ultra mikro," jelas Aestika.

Baca Juga: Simak! Ini 3 Prioritas Kebijakan OJK Tahun 2023

Keenam, Aestika mengatakan penyangga modal BRI dinilai kuat dan memadai. Sebagai bank tier 1 ekuitas umum BRI sebesar 25,1% memberi perseroan penyangga yang memadai terhadap potensi penurunan kualitas aset. 

Sehingga Fitch Ratings memperkirakan pertumbuhan pinjaman yang tinggi akan secara bertahap mengikis modal, dan BRI akan terus membayar dividen yang besar karena berupaya mencapai pengembalian modal yang lebih baik. 

"Namun, Fitch Ratings memperkirakan BRI akan mempertahankan kapitalisasi yang lebih tinggi daripada bank besar lainnya," kata Aestika.

Ketujuh adalah profil pendanaan BRI yang stabil. Fitch Ratings memperkirakan BRI dapat mempertahankan likuiditas yang memuaskan dengan biaya yang wajar untuk mendukung bisnis grup. 

"Hal itu terkait pula struktur dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun BRI yang didominasi dana murah sehingga memberikan keunggulan kompetitif," imbuhnya.

Baca Juga: OJK Perkuat Pengawasan Market Conduct untuk Tingkatkan Perlindungan Konsumen

Penulis: Alfi Salima Puteri
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: