Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jaga Pertumbuhan Berkelanjutan, BRI Siapkan Mitigasi Risiko Kredit

Jaga Pertumbuhan Berkelanjutan, BRI Siapkan Mitigasi Risiko Kredit Kredit Foto: BRI
WE Finance, Jakarta -

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) telah memetakan sejumlah tantangan ekonomi yang akan sangat berpengaruh pada industri perbankan di tanah air pada tahun ini. 

Seperti diketahui, inflasi yang tinggi di Amerika Serikat (AS) dan Eropa akan mempengaruhi perputaran investasi di Indonesia, suku bunga yang terus meningkat. Kemudian tantangan resesi AS dan perlambatan ekonomi global.

Di tambah lagi, dengan adanya ketegangan geopolitik, tekanan keuangan, dan kasus Covid-19 yang menambah ketidakpastian. Meski demikian, Bank BRI optimistis dapat menjaga pertumbuhan berkelanjutan di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, pihaknya telah menyiapkan setidaknya empat skenario untuk menghadapi ketidakpastian pada 2023. Skenario tersebut merupakan mitigasi risiko dan strategic response. 

Baca Juga: Sri Mulyani: APBN Bantu Ringankan UMKM Lewat Restrukturisasi Kredit

Skenario pertama adalah jika ekonomi pulih tapi inflasinya naik dan kualitas pinjaman memburuk. Maka yang harus dilakukan perbankan adalah mempercepat proses write-offs untuk memperoleh recovery rate yang lebih tinggi. Kemudian mempertahankan coverage ratio yang tinggi. 

"Dalam kondisi ini, kami memilih tumbuh selektif dan melakukan enhancement credit risk model. Dengan Loan Portofolio Guideline (LPG) yang diatur moderat. Lalu dilakukan monitoring kualitas pinjaman secara intensif," kata Sunarso dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Selasa (24/1).

Skenario kedua adalah jika ekonomi mulai pulih dengan inflasi terkendali dan kualitas kredit membaik. BRI menyiapkan tiga strategic response yaitu mempercepat proses write-offs untuk meningkatkan recovery rate dan menurunkan coverage ratio.

Kemudian melakukan peningkatan terhadap risk-based pricing model untuk meningkatkan daya saing produk serta membuat LPG yang lebih longgar sebagai pedoman untuk strategi pertumbuhan yang lebih agresif.

Skenario ketiga adalah ekonomi stagnan, inflasi naik, dengan kualitas pinjaman memburuk atau the worse scenario. Maka pihaknya akan mengambil strategic response tumbuh terbatas, dengan pengaturan LPG yang sangat ketat.

"BRI akan mempertahankan coverage ratio di level yang lebih tinggi dan melakukan monitoring kualitas kredit secara intensif, melakukan simulasi dan stress-test secara periodik dan berkesinambungan," terang Sunarso.

Terakhir jika ekonominya tetap stagnan tapi inflasinya terkendali dan kualitas pinjaman membaik. Maka strategic response dari BRI adalah tumbuh selektif, LPG diatur pada level moderat dengan mempertahankan coverage ratio yang tetap tinggi untuk jaga-jaga jika terjadi pemburukan.

"Kemudian melakukan monitoring kualitas kredit secara intensif dengan simulasi dan stress-test secara periodik dan berkesinambungan. Itu yang paling penting,” pungkasnya.

Baca Juga: Bos BRI Ungkap Sederet Tantangan dan Peluang Bisnis Perbankan di 2023, Apa Saja?



Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: