Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Restrukturisasi Kredit Covid-19 Bank DKI Terus Menurun

Restrukturisasi Kredit Covid-19 Bank DKI Terus Menurun Kredit Foto: WE
WE Finance, Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memutuskan memperpanjang kebijakan restrukturisasi kredit Covid-19  hingga Maret 2024. Direktur Utama Bank DKI, Fidri Arnaldy menilai perpanjangan ini sudah tepat dalam penerapannya, lantaran hingga 31 Desember 2022, segmen kredit yang mendapat perpanjangan waktu telah menunjukkan perbaikan atau penurunan restrukturisasi.

"Sampai 31 Desember 2022, segmen-segmen yang diberikan perpanjangan waktu sudah mengalami perbaikan atau penurunan restrukturisasi, meskipun memang belum terlihat signifikan," ujar Fidri dalam virtual seminar Urgensi Perpanjangan Kebijakan Restrukturisasi Kredit, Kamis (19/1/2023).

Dia menyampaikan, sepanjang tahun 2022, Bank DKI telah melakukan upaya pengendalian risiko kredit dengan baik. Hal ini sejalan dengan arah kebijakan OJK dalam penangan kredit nasabah terdampak Covid-19. 

"Dapat dilihat pada rasio kinerja keuangan dari sisi NPL Gross dan LAR menujukkan tren penurunan. Kebijakan stimulus restrukturisasi Covid-19 sampai dengan Desember 2022 dapat mengkoreksi LAR hingga -5 mendorong perbaikan NPL sebesar 1,75%," jelas Fidri.

Terkait jumlah debitur yang memanfaatkan restrukturisasi pun turun dari 2.474 debitur menjadi 2.424 debitur. Begitu pula untuk segmen UMKM dengan penurunan baki debet yang baru dari Rp 339,7 miliar menjadi Rp 319,73 miliar dan dari 1.768 debitur menjadi 1.701 debitur. 

Baca Juga: Ini Alasan OJK Perpanjang Restrukturisasi Kredit Hingga Maret 2024

Secara keseluruhan, Fidri mengungkapkan posisi baki debet restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 di Bank DKI per Desember 2022 adalah sebesar Rp 3,43 triliun atau menurun dari Rp 3,45 triliun pada September 2022. 

"Angka tersebut merupakan 7,09 persen dari total portofolio penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp 48,37 triliun," terangnya.

Sementara itu, restrukturisasi Covid-19 yang diberikan kepada segmen komersil sebesar Rp 2,69 triliun atau 11 persen dari total portofolio senilai Rp 24,71 triliun, segmen UMKM sebesar Rp 413,89 miliar atau 12,6 persen dari total portofolio senilai Rp 3,86 triliun, dan segmen konsumtif Rp 319,73 miliar atau 1,6 persen dari total portofolio sebanyak Rp 19,81 triliun. 

Dari sisi jumlah debitur, restrukturisasi kreditur terdampak COVID-19 pada posisi Desember 2022 diberikan kepada 4.138 debitur atau 2,9 persen dari total 138.898 debitur. 

Saat ini, Bank DKI memiliki misi untuk menjadi bank pilihan bagi sektor UMKM. Dalam upaya merealisasikannya, Fidri mengatakan pihaknya telah membuka sejumlah lokasi kantor layanan  baru.

"Kita buka jaringan baru, di Lampung, Sidoarjo dan Sidoarjo, baik yang kovensional maupun syariah. Mengapa kami lari ke UMKM? Karena kedepannya DKI Jakarta sudah tidak daerah khusus lagi, sehingga kami harus melibatkan pasar, mencari pasar yang dari segmen UMKMnya masih terbuka lebar," tandasnya.

Baca Juga: Sambut 2023, Begini Strategi Bank DKI Perkuat Ekosistem Digital

Penulis: Alfi Salima Puteri
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: