Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dipanggil ke Istana, Jokowi MInta OJK dan Lembaga Keuangan Jaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi

Dipanggil ke Istana, Jokowi MInta OJK dan Lembaga Keuangan Jaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi Kredit Foto: Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
WE Finance, Jakarta -

Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan dengan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) beserta seluruh perwakilan pimpinan asosiasi dan industri di sektor jasa keuangan, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (16/1).

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar mengungkapkan dalam pertemuan tersebut, pihaknya menyampaikan persiapan pertemuan tahunan industri jasa keuangan yang akan dilaksanakan pada awal Februari mendatang. Selain itu, pertemuan juga membahas perkembangan dan kinerja di sektor jasa keuangan.

"Kami dan para pimpinan asosiasi industri jasa keuangan menyampaikan bagaimana rencana, prospek, dan tantangan ke depan yang perlu diantisipasi, dimitigasi, dan ditangani dengan sebaik-baiknya," ujar Mahendra.

Mahendra menyampaikan, dalam pertemuan tersebut Jokowi juga meminta otoritas dan pelaku di sektor jasa keuangan untuk terus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada tahun 2022 di tengah kondisi perekomian global yang menantang. 

"Tentu kita harus memitigasi dampak dari kondisi tadi itu dan juga tentu kita menyambut masa persiapan masuk ke dalam pemilihan umum dan pemilihan presiden, kinerja dan kondisi serta pertumbuhan dari sektor jasa keuangan dalam mendukung dan memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional tetap terjaga baik,” ujarnya.

Dengan berbagai pengalaman dalam menyelesaikan tantangan-tantangan yang berat selama pandemi, lanjut Mahendra, Jokowi menegaskan tidak ada alasan untuk tidak optimistis menghadapi tahun ini.

Baca Juga: Penyaluran KUR Bank Sumut Melonjak 41,72% Jadi Rp 1,9 Triliun Sepanjang 2022

“Tentu sinergi, koordinasi, kerja sama, dan upaya bersama baik pemerintah, kami dalam hal ini regulator di sektor jasa keuangan, bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan, pelaku usaha, investor, industri jasa keuangan, yang akan menentukan pada gilirannya nanti bahwa tahun 2023 pun akan setidaknya sama baiknya, kalaupun tidak, lebih baik lagi dari tahun 2022,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara), Sunarso yang mewakili industri perbankan menyampaikan bahwa pihaknya akan mendukung langkah pemerintah dalam hal hilirisasi industri.

Menurut Jokowi, hilirisasi industri yang berbasis ekstraksi sumber daya alam tidak bisa berhenti dan harus terus dilanjutkan.

“Hilirisasi itu bagian dari point of no return. Tadi ditegaskan lagi oleh Bapak presiden bahwa hilirisasi ini tidak bisa berhenti, tidak bisa kembali, maka industri perbankan berkomitmen untuk mendukung proses hilirisasi dalam rangka agar seluruh rangkaian nilai tambahnya dari proses itu dinikmati oleh masyarakat Indonesia,” kata Sunarso.

Sementara itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Iman Rachman, yang mewakili industri pasar modal menyampaikan kinerja positif Bursa BEI. Tercatat BEI ditutup kondusif dengan Indeks Harga Saham Gabungan tumbuh 4% pada akhir 2022.

Ia mengatakan, rata-rata harian perdagangan mencapai Rp 15 triliun dan jumlah investor tumbuh mencapai lebih dari 10,3 juta investor. Kemudian emiten yang tumbuh menjadi 833 perusahaan.

“Kami laporkan juga terkait dengan Undang-Undang P2SK (Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan) terkait BEI, terkait dengan perdagangan karbon. Kami mengapresiasi P2SK sebagai bentuk pendalaman pasar kita ke depannya dan juga perluasan dari perdagangan BEI, tidak hanya bursa saham tapi juga bursa karbon,” papar Iman.

Baca Juga: Gandeng ITHB, BCA Digital Perluas Layanan Perbankan di Jawa Barat

Penulis: Alfi Salima Puteri
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: