Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bank Neo Commerce Belum Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

Bank Neo Commerce Belum Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit Kredit Foto: PT Bank Neo Commerce Tbk
WE Finance, Jakarta -

PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) belum berencana untuk menaikan suku bunga kredit meski Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate (BI7DRR) sebesar 50 bps menjadi 5,25% pada Kamis (17/11). 

Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan menyatakan, pihaknya belum melihat itu sebagai kebutuhan saat ini. Ia pun menegaskan bahwa BNC bukan bank yang reaktif terhadap perubahan kebijakan moneter.

"Tentunya untuk mengambi langkah tersebut kami melihat juga apakah akan berimbas kepada customer  kami," kata Tjandra dalam Public Expose Annual, Jumat (18/11).

Dalam hal ini, pihaknya tidak hanya fokus untuk mendapatkan keuntungan saja. Namun perusahaan tetap memperhatikan langkah - langkah ke depan, termasuk kebutuhan nasabah. 

Dirinya mengaku sudah memperkirakan suku bunga akan dinaikkan oleh bank sentral pada tahun ini. Mengingat, pada tahun lalu terjadinya krisis dan sulit melakukan penyesuaian suku bunga kredit. 

"Waktu kami meluncurkan produk tahun lalu, suku bunganya tinggi sekali.  Sebetulnya ini strategi untuk mengantisipasi kalau suatu saat suku bunga naik," katanya.

Sebelumnya, BI kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps menjadi 5,25%. Kemudian suku bunga Deposit Facility sebesar 50 bps menjadi 4,50%, dan suku bunga lending facility senilai 50 bps menjadi 6,00%.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan keputusan kenaikan suku bunga tersebut sebagai langkah front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi. 

"Ekspetasi inflasi yang saat ini masih tinggi dan memastikan inflasi inti ke depan kembali ke dalam sasaran 3,0±1% lebih awal yaitu ke paruh pertama 2023," kata Perry.

Selain itu, kenaikan suku bunga ini sebagai upaya memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah agar sejalan dengan nilai fundamental karena kuatnya mata uang dolar AS dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global di tengah peningkatan permintaan ekonomi domestik yang tetap kuat. 

Baca Juga: Bank KB Bukopin Gandeng KB FMF Untuk Perkuat Layanan Keuangan Nasabah

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: