Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Memilik Potensi Besar, BSI Dukung Pengembangan Industri Halal Dunia

Memilik Potensi Besar, BSI Dukung Pengembangan Industri Halal Dunia Kredit Foto: WE
WE Finance, Jakarta -

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) menyatakan akan mendukung aspirasi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat produsen Makanan dan Minuman (MaMin) halal dunia.

Direktur Treasury & International Banking BSI Moh Adi mengatakan, besarnya potensi bisnis tersebut, menjadikannya sebagai salah satu sektor prioritas untuk dikembangkan terlebih dulu. 

"Tidak hanya dari sudut pandang besarnya permintaan terhadap mamin halal, tapi karena pengembangan sektor ini menjadi salah satu upaya dalam mendukung penguatan ketahan pangan," kata Adi dalam Webinar Nasional Membangun Makanan dan Minuman Halal Dalam Negeri Serta Dukungan Perbankan Syariah, Senin (26/9).

Selain itu, menurut Adi, Indonesia memiliki potensi besar sebagai pemimpin dan pencetus awal dalam upaya pengembangan ekonomi dan keuangan syariah secara global. Bahkan industri halal di Indonesia khususnya industri mamin memiliki nilai market terbesar di dunia yaitu mencapai US$ 135 miliar. 

Saat ini, kata Adi, industri pengolahan secara umum masih bergantung pada impor. Tercatat 71% total impor Indonesia merupakan impor bahan baku dan barang pendukung industri pengolahan. 

Untuk mamin dan industri pengolahan, kata dia, ketergantungan atas bahan baku impor akan memunculkan isu terjamin atau tidaknya ke halalan bahan baku tersebut. Untuk itu, pengembangan ini sangat bergantung pada jaminan halal baik dari rantai pasok hulu ke hilir. 

Dengan demikian, industri mamin halal sejatinya dapat direalisasikan dengan mengurangi ketergantungan impor dan membangun industrinya dari hulu ke hilir di dalam negeri.

Tak hanya itu, dia juga menilai pentingnya untuk melakukan sertifikasi halal setiap produk dan bahan baku dalam proses produksi ataupun rantai pasok. 

"Dengan strategi tersebut diharapkan akan membuka peluang untuk mendorong industri mamin halal hingga segmen industri kecil dan menengah dan tidak hanya menjadi peluang bagi korporasi besar," kata Adi.

Dalam hal ini, kata Adi, diharapkan perbankan syariah dapat berkontribusi aktif dalam merealisasikan strategi pembangunan industri mamin halal di dalam negeri. 

Pada aspek ini diperlukan diskusi, dukungan, dan strategi seperti apa yang dapat diberikan oleh perbankan syariah sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam ekosistem ekonomi global syariah.

Senada dengan Adi, Seketaris Kementerian dan Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso melihat prospek makanan dan minuman halal global sangat besar dan terus bertumbuh. 

Indonesia juga memiliki posisi yang baik dalam pasar makanan dan minuman halal global. Menurutnya, sektor mamin  memiliki pangsa yang besar dalam perekonomian, dan memberikan kontribusi besar terhadap PDB, ekspor, tenaga kerja dan investasi.

Namun, permasalahan utama dalam mamin halal adalah ketergantungan yang tinggi terhadap impor bahan yang menjadi titik kritis kehalalan. Untuk menghadapnya, diperlukan strategi khusus.

"Dengan pemanfaatan momentum  penerapan kewajiban sertifikasi halal makanan dan minuman mulai 2024, sebagai bagian dan reformasi regulasi jaminan produk halal," ujarnya. 

Kemudian, optimalisasi pasar dalam negeri melalui penerapan kampanye Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN). Selanjutnya pengembangan zona halal di kawasan khusus untuk mengintegrasikan rantai pasok industri mamin halal dari hulu ke hilir. 

"Terakhir, perlunya dukungan pembiayaan dan keberpihakan dari perbankan untuk mendorong pengembangan industri mamin halal," tutupnya. 

Baca Juga: Kantongi Restu, BSI Siap Rigts Issue Rp 5 Triliun Untuk Perkuat Permodalan

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: