Menu
Perbankan
    Finansial
      Asuransi
        Multifinance
          Fintech
            Video
              Indeks
                About Us
                  Social Media

                  Akseleran Targetkan Penyaluran Pinjaman Usaha Capai Rp 4 Triliun hingga Akhir 2023

                  Akseleran Targetkan Penyaluran Pinjaman Usaha Capai Rp 4 Triliun hingga Akhir 2023 Kredit Foto: Istimewa
                  WE Finance, Jakarta -

                  Group CEO & Co-Founder Akseleran, Ivan Nikolas Tambunan optimistis dapat mencapai target penyaluran pinjaman usaha sebesar Rp 4 triliun hingga akhir tahun ini. Hal ini lantaran kinerja Group Akseleran yang terus bertumbuh.

                  Adapun hingga September 2023, melalui platform marketplace lending Akseleran, Group Akseleran berhasil mencatat total penyaluran pinjaman usaha sebesar Rp 2,13 triliun.

                  Ivan menilai, Group Akseleran masih berada di jalur pertumbuhan yang positif selama sembilan bulan terakhir pada tahun ini. 

                  "Apalagi pertumbuhan yang terjadi sejalan dengan sisi kualitas pinjaman di mana sampai saat ini total Non Performing Loan (NPL) kumulatif berada di angka 0,04% dari total penyaluran pinjaman,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (6/10).

                  Oleh karena itu, Ivan menyampaikan, sampai akhir tahun ini tren kualitas pinjaman Group Akseleran masih akan terus stabil dengan tingkat NPL tidak lebih dari 1%. 

                  Baca Juga: Transaksi BI-Fast di Bank Mandiri Capai Rp 1.500 Triliun per Agustus 2023

                  “Untuk mempertahankan angka NPL tetap di bawah 1%, kami selalu melakukan assessment pinjaman secara prudent, ini kunci utamanya," ungkapnya.

                  Lebih lanjut, Ivan menjelaskan yang dimaksud prudent antara lain melakukan penilaian terhadap cashflow borrower berdasarkan data keuangan borrower menggunakan machine learning tools, melakukan validasi atas underlying pinjaman (invoice/po) secara detail.

                  "Hal ini termasuk mengkontrol pembayaran dari payor atas invoice atau po yang dijadikan underlying pinjaman sehingga tidak digunakan untuk hal lain selain membayar pinjaman, dan memeriksa credit history peminjam. Jadi kita make sure borrower punya kapasitas untuk membayar kewajibannya,” pungkasnya. 

                  Baca Juga: Akusisi Perusahan Remitansi, Brick Luncurkan Tiga Produk Pembayaran Bisnis

                  Penulis: Alfi Salima Puteri
                  Editor: Ferrika Lukmana Sari

                  Tag Terkait:

                  Bagikan Artikel: