Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hingga Mei 2023, Akseleran Salurkan Pinjaman Usaha Sebesar Rp 1,16 Triliun

Hingga Mei 2023, Akseleran Salurkan Pinjaman Usaha Sebesar Rp 1,16 Triliun Kredit Foto: Akseleran
WE Finance, Jakarta -

Marketplace lending platform Akseleran mencatat pertumbuhan di empat bulan pertama 2023 sebesar 25% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Group CEO & CO-Founder Akseleran Ivan Tambunan mengatakan hingga pertengahan Mei tahun ini, Akseleran telah menyalurkan total pinjaman usaha sebesar Rp 1,16 triliun dengan rata-rata penyaluran pinjaman per bulan berada di kisaran Rp 300 miliar hingga Rp 350 miliar.

Menurutnya, salah satu faktornya ialah kenaikan penyaluran pinjaman di luar Pulau Jawa yang secara tahunan tumbuh lebih dari 10% atau mencapai sekitar Rp 85 miliar. Secara portofolio di luar Pulau Jawa, kontribusi pinjaman terbesar berada di wilayah Sumatra Utara, Kepulauan Riau, Bali, Kalimantan Barat, dan Riau.

"Secara kumulatif, Akseleran sudah menyalurkan total pinjaman usaha hingga saat ini sebesar Rp 7,78 triliun kepada sekitar lima ribu pelaku UKM yang didukung oleh lebih dari 200 pemberi dana pinjaman perorangan (retail lender) terdaftar maupun belasan institutional lender termasuk Bank-Bank Buku 4," ujar Ivan dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (26/5).

Ivan mengungkapkan rata-rata penyaluran pinjamannya di angka Rp 800 juta - Rp 900 juta per pinjaman dengan portofolio 98% - 99% pinjaman produktif khususnya UKM, di mana pinjaman produktif lebih besar dari segmen konsumtif.

Baca Juga: Mudahkan Transaksi Nasabah, Gesekan Kartu Kredit CIMB Niaga Tembus Rp 12 Triliun

"Untuk produk konsumtif, Akseleran menyasar ekosistem Akseleran melalui produk employee loan,” kata dia.

Ivan menjelaskan, keberhasilan Akseleran dalam menjaga tingkat pertumbuhan terus berlangsung secara berkelanjutan dan juga selalu disertai oleh langkah-langkah mitigasi risiko kredit macet (NPL) agar tetap di bawah 1% Saat ini, tingkat NPL Akseleran masih di rasio yang rendah, yakni 0,7% dari total outstanding pinjaman di akhir April.

“Akseleran tetap fokus dalam analisa kemampuan bayar pelaku usaha tersebut yang dapat dilihat dari berbagai hal, seperti laporan keuangan dan rekening koran, invoice atau kontrak yang ingin dibiayai, usaha yang dijalani dan sebagainya," ungkapnya.

Selain itu, Akseleran juga melakukan validasi independen terkait invoice/po/kontrak yang dijadikan sebagai jaminan dan terus mengedepankan analisa yang prudent sebagai ujung tombak dalam melakukan mitigasi risiko yang ada.

Baca Juga: OJK Tunjuk Imelda Sebayang Jadi Direktur Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)

Penulis: Wenti Ayu Apsari
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: