BSI Salurkan Pembiayaan Wholesale Rp 57,18 triliun pada 2022

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berhasil menyalurkan pembiayaan wholesale sebesar Rp 57,18 triliun per Desember 2022. Nilai tersebut tumbuh 15,80% jika dibandingakan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, saat ini pembiayaan konsumer BSI berada pada urutan pertama di atas rata-rata bank syariah. Sementara untuk pembiayaan sindikasi berada pada urutan ke-4 terbesar di Indonesia yang didominasi pada sektor rill wholesale, manufaktur, pertanian, kehutanan dan properti.

"BSI juga terus mendorong pembiayaan sindikasi, yang mencapai Rp 45 triliun atau tumbuh 13,44% secara tahunan," ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (18/2).

Pencapaian ini, menurut Hery, mengindikasikan tingginya kepercayaan dunia usaha serta lembaga keuangan lokal dan internasional terhadap BSI untuk terlibat dalam pembiayaan sindikasi yang dilakukan.

“Hal ini akan memungkinkan perbankan dan keuangan Islam di Indonesia untuk mendiversifikasi spesialisasinya dari personal banking menuju kolaborasi wholesale dan retail banking sebagai sumber pertumbuhan baru. Visibilitas dan peningkatan Syariah dalam sindikasi, produk terstruktur dan perbankan transaksi sangat dibutuhkan,” kata Hery.

Baca Juga: Danareksa dan Telkom Angkat Ario Tejo Jadi Direktur Utama Jalin

Oleh karena itu, BSI menggelar Global Islamic Finance Summit 2023 untuk memperkuat posisinya sebagai katalis ekonomi di tanah air. Melalui kelolaan pendanaan, pembiayaan wholesale maupun kelolaan aset nasabah melalui wealth management sesuai prinsip syariah.

BSI Global Islamic Finance Summit (GIFS) 2023 merupakan acara internasional summit keuangan syariah ini merupakan kali pertama dan terbesar yang digelar oleh bank syariah di Indonesia. Diharapkan acara ini dapat 
memberikan wawasan dan memberikan kontribusi nyata untuk kemajuan keuangan syariah dalam pengembangan sektor riil di Indonesia.

BSI GIFS 2023 menjadi ajang diskusi ekonomi syariah internasional terbesar di Indonesia yang melibatkan para pelaku industri keuangan syariah mulai dari praktisi pendidikan, praktisi keuangan syariah, pelaku usaha dan otoritas.

Tujuannya adalah membahas tentang perkembangan ekonomi syariah di Asia dan tanah air, bertukar pikiran bagaimana praktik-praktik ekonomi syariah yang mampu mendorong ekonomi dan tentunya ekonomi syariah mampu menjadi instrumen yang berkelanjutan.

Baca Juga: BSI, BP Tapera, dan UIN Berkolaborasi, Maksimalkan Penyaluran KPR Syariah Bersubsidi