Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonom UOB: Transformasi Digital Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Ekonom UOB: Transformasi Digital Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kredit Foto: Achmad Ghifari Firdaus
WE Finance, Jakarta -

Ekonom UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja menilai transformasi digital menjadi kesempatan Indonesia untuk menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-5 di dunia. Maka untuk menumbuhkan perekonomian nasional dibutuhkan percepatan perputaran uang.

Artinya untuk mengejar target produk domestik bruto (PDB) Indonesia menjadi lima besar dunia, dibutuhkan ruang pertumbuhan ekonomi baru yang efisiensi dan mudah diakses. Sehingga transformasi digital adalah kunci untuk menjadi ekonomi terbesar ke-5 dunia.

Saat ini kebutuhan akselerasi perekonomian Indonesia melalui layanan digital tidak terelakkan. Pola konsumsi masyarakat juga akan berpindah ke ranah digital yang semakin berguna dalam kehidupan. Kondisi ini secara paralel membuat perputaran uang menjadi lebih cepat karena pengguna jasa tidak terbatas pada ruang dan waktu.

"Dibutuhkan velositas (kecepatan perputaran uang) untuk membuat pertumbuhan ekonomi mencapai di atas 7%. Meski demikian regulator perlu menjaga dengan kebijakan," katanya dalam acara bertajuk Inklusi Ekosistem Digital untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan di Jakarta, Selasa (28/3). 

Kebijakan ini dinilai sangat penting agar kebangkrutan silicon valley bank (SVB) tidak terulang di perbankan digital Indonesia. Salah satunya melalui Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 sebagai panduan bagi industri meski belum ada kasus bank gagal akibat pertumbuhan dari ekonomi digital yang terlalu cepat di tanah air.

Baca Juga: Duet UOB Asset Management dan KB Bukopin Mudahkan Masyarakat Investasi Reksadana 

BSPI 2025 adalah arah kebijakan sistem pembayaran Bank Indonesia untuk menavigasi peran industri sistem pembayaran di era ekonomi dan keuangan digital. Blueprint berisi 5  visi sistem pembayaran Indonesia 2025 yang dilaksanakan oleh 5 working group.

Di antaranya adalah sistem pembayaran ritel, sistem pembayaran nilai besar dan infrastruktur pasar keuangan, data dan digitalisasi, dan reformasi regulasi, perizinan, dan pengawasan. BSPI diimplementasikan secara bertahap dalam kurun waktu 2019 sampai dengan 2025.

Dalam kesampatan yang sama, Head of Digital Bank UOB Indonesia Fajar Septandri mengatakan, pihaknya turut mendukung ekosistem digital di tanah air. Salah satunya melalui layanan digital banking TMRW. Sebab, berbagai layanan perbankan dan transaksi dapat langsung diakses melalui ponsel. 

Menurutnya, layanan perbankan digital telah membantu mengakuisisi nasabah dengan lebih cepat tanpa harus menghadirkan kantor cabang. Meski demikian, layanan ini perlu ditambah dengan konsep Relationship Manager (RM) bagi nasabah yang kebutuhannya bukan sekadar transaksi perbankan. 

"Digital bank sangat powerful untuk akuisisi nasabah baru. Kuncinya fitur yang lengkap dan melayani lifestyle namun untuk wealth segmen masih membutuhkan komunikasi profesional dari RM," katanya. 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDB Indonesia pada 2022 mencapai Rp 19.588,4 triliun. Dengan besaran ini, dibutuhkan PDB dua kali lipat untuk bisa mengejar posisi lima besar ekonomi dunia pada perayaan kemerdekaan Indonesia ke-100 atau pada 2045. Saat ini Indonesia menduduki peringkat ekonomi ke-16 terbesar di dunia.

Baca Juga: Pengguna Aplikasi TMRW UOB Indonesia Meningkat 100% pada 2022

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: