Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Pastikan Likuiditas Bank Aman untuk Penyaluran Kredit

BI Pastikan Likuiditas Bank Aman untuk Penyaluran Kredit Kredit Foto: Sufri Yuliardi
WE Finance, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perbankan berada dalam kondisi yang memadai sepanjang 2022. Hal tersebut tentu dapat mendorong peningkatan kredit atau pembiayaan perbankan seiring degan pemulihan ekonomi yang terus berlanjut.   

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, likuiditas perbankan pada Desember 2022 tetap terjaga didukung oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 9,01% yoy. Sementara itu, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) mencapai 31,20% pada Desember 2022.

"Nilai tersebut meningkat dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 30,42%, sehingga mendukung ketersediaan dana bagi perbankan untuk penyaluran kredit atau pembiayaan bagi dunia usaha," ujarnya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Kamis (19/1).

Perry mengatakan, hal ini sejalan dengan kebijakan likuiditas yang akomodatif dari Bank Indonesia. Dengan begitu, ia memperkirakan likuiditas perekonomian juga tetap memadai dalam mendukung kegiatan ekonomi ke depan. 

Hal ini tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang tumbuh masing-masing sebesar 9,5% yoy dan 8,3% yoy. Ke depan, BI akan terus memastikan kecukupan likuiditas untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional dengan stabilitas yang tetap terjaga.

Baca Juga: OJK Buka-bukaan Perkembangan Kasus Asuransi WanaArtha Life

Di samping itu, fungsi intermediasi perbankan berhasil meningkat di sepanjang 2022. BI mencatat kredit perbankan tumbuh 11,35% yoy pada Desember 2022. Nilai tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 5,24% yoy.

Perry mengatakan, pertumbuhan kredit terjadi merata pada seluruh sektor ekonomi dan seluruh jenis kredit terutama kredit investasi dan kredit modal kerja. Pertumbuhan kredit juga terus berlanjut di sektor usaha kredit mikro, kecil, dan menengah. Tercatat kredit usaha rakyat (KUR) tumbuh 29,6% yoy.

Menurutnya, perbaikan intermediasi perbankan didukung dari sisi penawaran kredit sejalan likuiditas perbankan yang memadai dan standar penyaluran kredit atau pembiayaan yang longgar.

Sedangkan permintaan kredit juga meningkat sejalan kinerja korporasi dan konsumsi rumah tangga yang membaik yang mendorong kenaikan permintaan pembiayaan.

Ke depan, BI akan melanjutkan kebijakan makroprudensial yang akomodatif, inklusif dan berkelanjutan, untuk mendorong pertumbuhan kredit atau pembiayaan perbankan kepada sektor-sektor prioritas yang belum pulih, KUR, dan kredit atau pembiayaan hijau, dalam rangka mendukung pemulihan perekonomian.

"Dengan perkembangan tersebut serta sinergi kebijakan yang dilakukan otoritas, sektor keuangan, dan dunia usaha, maka pertumbuhan kredit pada 2023 diprakirakan berada pada kisaran 10 yoy - 12% yoy," pungkasnya.

Baca Juga: Raih Kinerja Positif, Ini Strategi Bank Bjb Hadapi Tantangan di 2023

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: