Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Strategi BRI Dorong Pertumbuhan Bisnis Berkelanjutan

Ini Strategi BRI Dorong Pertumbuhan Bisnis Berkelanjutan Kredit Foto: PT Bank Rakyat Indonesia (BRI)
WE Finance, Jakarta -

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) berkomitmen untuk meneruskan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Hal ini setelah perseroan mampu mencetak laba sebesar Rp39,31 triliun atau tumbuh 106,14% secara tahunan (yoy) pada kuartal III 2022.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, pihaknya akan terus fokus menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan. Ia menyebutkan bahwa ada empat syarat untuk bisa tumbuh secara berkelanjutan.

"Pertama adalah ada kejelasan sumber pertumbuhan baru melalui Holding Ultra Mikro. Kami sudah memastian bahwa ini merupakan sumber pertumbuhan baru BRI," kata Sunarso di Jakarta, Rabu (7/12).

Kedua, BRI harus memiliki kecukupan modal. Saat ini perseroan memiliki kecukupan modal yang sangat baik, dimana Capital Adequacy Ratio (CAR) BRI mencapai 24%. Persentase tersebut sangat kuat mengingat untuk mencapai minimum requirement yang comply dengan Basel III hanya dibutuhkan 17,5%.

“Sehingga bisa disimpulkan bahwa modal kita cukup untuk tumbuh beberapa tahun ke depan mungkin 3-4 tahun ke depan," ujarnya.

Ketiga, BRI harus memiliki kecukupan likuiditas. Adapun Loan to Deposit Ratio (LDR) BRI baru 88,92%. Oleh sebab itu perseroan berkomitmen terus mendorong pertumbuhan kredit supaya LDR mencapai level optimal di sekitar 90%-92%.

"Terakhir, adalah kualitas dari pertumbuhan itu sendiri. Kami selalu hati-hati dalam pencadangan biaya apabila terjadi pemburukan," terangnya.

BRI sendiri terus berupaya memperkuat mengelola Non-Performing Loan (NPL) dan Cost of Credit agar terjaga dengan baik. Adapun rasio kredit macet (NPL) perseroan hingga kuartal III 2022 sebesar 3,09%. Nilai itu menurun jika dibandingkan dengan realisasi tahun lalu mencapai 3,27%.

Sejalan dengan itu, total aset BRI meningkat sebesar 4,00% yoy menjadi Rp 1.684,60 triliun. Pencapaian ini tidak lepas dari strategi respon perusahaan dalam menghadapi berbagai tantangan dan kebijakan pemerintah.

Dari sisi penyaluran kredit, hingga akhir September 2022, total kredit dan pembiayaan BRI Group sebesar Rp 1.111,48 triliun atau tumbuh 7,92% yoy. Sementara portofolio kredit UMKM, meningkat sebesar 9,83% yoy dari Rp 852,12 triliun di akhir September 2021 menjadi Rp 935,86 triliun di akhir September 2022.

Hingga kuartal III 2022, bank plat merah ini mampu menjaga kualitas aset. Hal ini tercermin dari terus menurunnya tren Loan at Risk (LAR) dari 25,62% pada kuartal III 2021, menjadi 19,28% di Kuartal III 2022.

Dalam hal penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), BRI berhasil mencatatkan kinerja positif. Hingga akhir Kuartal III 2022, DPK BRI tercatat tumbuh positif menjadi Rp 1.139,77 triliun. Hal ini didorong oleh Dana murah (CASA) dimana secara tahunan meningkat sebesar 10,22%.

Hal tersebut memberikan dampak positif diantaranya dari beban bunga yang tercatat menurun sebesar 9,12% secara yoy, dan biaya dana (Cost of Fund) BRI secara konsolidasian juga terus turun menjadi sebesar 1,94%.

Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit dan pembiayaan juga didukung dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. Hal ini terlihat dari LDR bank secara konsolidasian yang terjaga di level 88,51 persen dan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 26,14%.

Baca Juga: OJK Ungkap 2 Bank Belum Penuhi Modal Inti Rp 3 Triliun, Batas Akhir Bulan Ini

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: