Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Laba Adira Finance Naik Jadi Rp 1,14 Triliun, Aset Capai Rp 24,32 Triliun

Laba Adira Finance Naik Jadi Rp 1,14 Triliun, Aset Capai Rp 24,32 Triliun Kredit Foto: PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance)
WE Finance, Jakarta -

Pemulihan ekonomi yang terus berlanjut telah mendorong kinerja PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) atau Adira Finance. Hal ini seiring dengan peningkatan konsumsi masyarakat, sektor pariwisata, kinerja ekspor dan terkendalinya kasus Covid-19.

Alhasil, Adira Finance berhasil membukukan laba bersih senilai Rp 1,14 triliun, atau naik 52% hingga kuartal III 2022. Presiden Direktur I Dewa Made Susila mengatakan, peningkatan laba perseroan didorong sejumlah faktor. 

"Margin kita membaik, dan juga aset tumbuh, itu yang membuat pendapatan bunga kita tumbuh. Kemudian cost of credit yang turun karena kualitas aset naik sehingga pencadangan dan pemulihan kredit jauh lebih rendah dari tahun lalu," kata Made dalam paparan kinerja kuartal III Adira Finance, Rabu (2/11).

Selain itu, kata dia, perusahaan juga mengelola biaya dengan baik sehingga bisa mengendalikan rasio biaya operasional terhadap pendapatan terus turun. Berbagai faktor tersebut menopang peningkatan laba perusahaan. 

Tercatat pendapatan bunga bersih perusahaan meningkat sebesar 6% yoy menjadi Rp 4,4 triliun dan margin bunga bersih meningkat dari 13,1% menjadi 18,1% pada kuartal III 2022. 

Sementara beban operasional relatif stabil menjadi Rp 2,7 triliun. Kemudian cost of credit terus mengalami penurunan sebesar 39% yoy menjadi Rp683 miliar pada periode yang sama. 

Bahkan pembiayaan baru perusahaan meningkat 21% yoy menjadi Rp 21,9 triliun hingga September 2022. Peningkatan pembiayaan tersebut ditopang oleh segmen mobil dan sepeda motor yang masing - masing tumbuh 37% yoy dan 2% yoy. 

Dengan realisasi itu, Made memperkirakan pembiayaan baru Adira Finance bisa di kisaran Rp 30 triliun - Rp 31 triliun sampai akhir tahun. Sementara secara target, perusahaan membidik pembiayaan baru di kisaran 15% - 25% pada tahun ini. 

Sejalan dengan peningkatan pembiayaan baru, per September 2022 total piutang yang dikelola termasuk porsi pembiayaan bersama berhasil tumbuh sebesar 5% yoy menjadi sebesar Rp 41,8 triliun jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Rasio gross NPL konsolidasi juga menunjukkan tren yang membaik dan dikelola pada level 1,9%, turun dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 3,2%. Penurunan ini didukung aktivitas ekonomi yang berangsur pulih sehingga mempengaruhi kapasitas pembayaran konsumen.

Dari sisi pendanaan, ia bilang perusahaan terus melakukan diversifikasi sumber pendanaannya melalui dukungan berkelanjutan dari pembiayaan bersama dengan perusahaan induknya, Bank Danamon.

"Kami juga memperoleh pinjaman eksternal yang meliputi pinjaman bank dan obligasi," terangnya. 

Pembiayaan bersama mewakili 47 persen piutang yang dikelola. Sementara total pinjaman eksternal perusahaan pada September 2022 turun 9% yoy menjadi Rp 10,8 triliun. Terdiri dari pinjaman bank baik dalam negeri dan luar negeri dan obligasi, masing - masing memberikan kontribusi 42%:58%. 

Hasilnya, gearing ratio turun menjadi 1,1 kali dari sebelumnya 1,4 kali pada September 2022. Dengan begitu, perusahaan masih memiliki ruang gerak yang cukup besar untuk melakukan ekspansi bisnis ke depannya. 

Baca Juga: Makin Berlimpah, Pembiayaan Bank Mandiri di Sektor Keberlanjutan Capai Rp 221,1 Triliun

Penulis/Editor: Ferrika Lukmana Sari

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: