Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

NPL Turun, Kualitas Kredit Bank Makin Sehat

NPL Turun, Kualitas Kredit Bank Makin Sehat Kredit Foto: Fajar Sulaiman
WE Finance, Jakarta -

Kualitas kredit perbankan makin sehat seiring dengan penurunan rasio kredit bermasalah (NPL). Penurunan NPL terjadi karena kualitas kredit debitur membaik di tengah meningkatnya aktivitas ekonomi dan penurunan kasus Covid-19. 

"Profil risiko perbankan pada Juli 2022 masih terjaga dengan rasio NPL net perbankan tercatat sebesar 0,82%. Sementara NPL gross sebesar 2,90%," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae di Jakarta pekan lalu. 

Nilai itu turun dari realisasi tahun sebelumnya. Tercatat rasio NPL Gross industri perbankan berada di level 3,35 NPL Net 1,09% pada Juli 2021.

Diperkirakan kualitas kredit bank akan terjaga sampai akhir tahun, asalkan kredit terus tumbuh, aktivitas ekonomi terus berjalan dan kasus Covid-19 juga turun. 

Ditambah lagi, pembayaran kredit debitur juga lacar. Hal ini tercermin dalam outstanding kredit restrukturisasi perbankan yang terus turun pada Juli 2022. 

Kredit yang mendapatkan relaksasi pernah mencapai titik tertinggi sebesar Rp 830,47 triliun pada Agustus 2020. Per Juli 2022, restrukturisasi kredit Covid-19 turun menjadi Rp 560,41 triliun, menurun dibandingkan Juni 2022 sebesar Rp 576,17 triliun. 

"Hal tersebut menunjukkan bahwa 40i kredit yang direstrukturisasi karena terdampak Covid-19 telah kembali sehat dan keluar dari program restrukturisasi," terang Dian. 

Ia menyebut, jumlah debitur yang mendapatkan restrukturisasi Covid-19 juga menunjukkan penurunan menjadi 2,94 juta debitur per Juli 2022. Jumlah ini pernah mencapai angka tertinggi sebesar 6,84 juta debitur pada Agustus 2020.

Secara proporsi sektoral, restrukturisasi Covid-19 per sektor terhadap total kredit per sektor yang masih di atas 20alah sektor akomodasi, makanan dan minuman yang mencapai 42,69% atau senilai Rp 126,06 triliun. 

Sedangkan sektor lain yang masih terdampak adalah properti dan sewa, sebesar 17,90% kredit sektor ini masih direstrukturisasi dengan nilai Rp 51,87 triliun.

Sejalan dengan itu, penyaluran kredit perbankan juga tumbuh 10,71% yoy didorong peningkatan kredit modal kerja dari debitur korporasi. Namun secara nominal kredit perbankan sedikit menurun sebesar Rp 17,54 triliun menjadi Rp 6.159,33 triliun. 

Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Juli 2022 tumbuh sebesar 8,59% yoy, melambat dibandingkan bulan sebelumnya 9,13% yoy, utamanya didorong perlambatan giro sejalan dengan normalisasi kebijakan moneter Bank Indonesia (BI). 

Baca Juga: Minim Peserta, OJK Bubarkan Dana Pensiun Perum Perumnas

Penulis/Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: