Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

BCA Digital Masih Perkuat Bisnis Sebelum Melantai di Bursa Efek

BCA Digital Masih Perkuat Bisnis Sebelum Melantai di Bursa Efek Kredit Foto: Cermati Fintech Group
WE Finance, Jakarta -

PT Bank Digital BCA masuk fokus memperkuat bisnis dan kinerja. Hal ini dilakukan agar anak usaha PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) ini memiliki kinerja yang solid sebelum melakukan penawaran perdana (IPO) di bursa efek.

Sekretaris Perusahaan BCA Raymon Yonarto mengatakan, banyak hal yang menjadi pertimbangan perusahaan sebelum IPO. "Kami melihat size bank, bisnis berkembang seberapa jauh, bank sudah profit atau belum," kata Raymon dalam Public Expose 2022 Live pada Rabu (14/9). 

Walau BCA Digital baru berkembang lebih dari setahun, tapi ia sudah melihat potensi bisnis ke depan. Untuk itu, BCA Digital didorong untuk berkembang lebih dulu sebelum IPO. 

Baca Juga: Bidik 30 Juta Nasabah, BCA Permudah Pembukaan Rekening Online

"Kita bantu perkembangan dulu, nanti lihat ke depan. Kalau bisnisnya sudah bagus, pertumbuhannya bagus, sudah profit baru kita akan masuk ke pasar. Itu juga bergantung kondisi ekonomi," jelasnya. 

BCA Digital juga belum punya target khusus terkait kapan aksi korporasi ini akan segera dilaksanakan. Saat ini perusahaan masih fokus memperbesar bisnis dan meningkatkan kinerja lebih dulu. 

Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim menyatakan bahwa BCA telah menyuntikkan modal senilai Rp 4 triliun kepada BCA Digital sebagai bentuk komitmen perusahaan.

"Misalnya, peraturan meminta modal lagi, kami akan mendukung dan bisnis bisa berkembang dengan cepat. BCA memiliki modal yang besar untuk mendukung aktivitas bank digital kami," terangnya. 

Sejak pertama kali diluncurkan pada Juli 2021 hingga 15 Juli 2022, Blu by BCA Digital telah memiliki sekitar 806 ribu pengguna yang aktif melakukan berbagai transaksi sehari - sehari dengan total transaksi mencapai Rp 36 triliun. 

Jumlah transaksi pada platform Blu, di antaranya berasal dari pembelian dan pembayaran QRIS serta tagihan sebesar Rp 161 miliar. Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun mencapai lebih dari Rp 4,4 triliun. 

Penulis/Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: