
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank Bjb) memproyeksikan pertumbuhan kredit perusahaan secara keseluruhan sebesar 10,4% yoy pada 2023. Optimisme tersebut terutama didorong oleh kondisi moneter dan ekonomi serta relatif terjaganya risiko dalam penyaluran kredit.
Pemimpin Divisi Corporate Secretary Bank Bjb, Widi Hartoto menyampaikan bahwa keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan di angka 5,75% menjadi salah satu pendorong pertumbuhan kredit.
"Keputusan BI mempertahankan suku bunga tentu sudah mempertimbangkan berbagai hal, terutama untuk mendorong pemulihan ekonomi di tengah mulai terkendalinya inflasi," ujar Widi dalam keterangan resmi dikutip pada Kamis (6/7).
Baca Juga: OJK: Industri Keuangan Nasional Tetap Stabil Hadapi Ketidakpastian Ekonomi Global
Menurutnya, kebijakan tersebut juga dapat membantu perbankan dalam mengelola biaya dana dengan lebih efisien, sehingga penyaluran kredit bisa lebih optimal.
"Sebelumnya kredit dan pembiayaan Bank Bjb hingga triwulan I 2023 mengalami pertumbuhan sebesar 10,8 % menjadi Rp 116,45 triliun pada seluruh segmen kredit baik konsumer ataupun dari segmen," ungkapnya.
Sebagai informasi, Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan keputusan lembaganya mempertahankan suku bunga acuan konsisten dengan sikap kebijakan moneter.
Keputusan itu diambil dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 21-22 Juni 2023, yang mana BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) dipertahankan sebesar 5,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%.
Baca Juga: OJK Soroti Tebaran Dividen Bank Terlalu Tinggi, Ini Kata BSI
Penulis: Wenti Ayu Apsari
Editor: Ferrika Lukmana Sari