Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

BUMN Akan Kembangkan BSI Mobile Setara Livin' by Mandiri, Begini Respon Asbisindo

BUMN Akan Kembangkan BSI Mobile Setara Livin' by Mandiri, Begini Respon Asbisindo Kredit Foto: Sufri Yuliardi
WE Finance, Jakarta -

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan meluncurkan aplikasi mobile banking baru untuk PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) setelah beberapan waktu lalu layanan BSI mengalami gangguan akibat serangan siber.

Nantinya, kualitas dari aplikasi mobile banking tersebut disetarakan dengan kualitas keamanan dengan mobile banking milik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yakni Livin’ by Mandiri.

Menanggapi hal tersebut, Perwakilan dari Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Katon Djoko Soekarsono mengatakan, langkah yang diambil Kementerian BUMN sangat baik karena dapat meningkatkan sistem keamanan teknologi informasi.

"Ya, kalau kita bicara keamanan dalam satu tambahan aplikasi, itu tidak secara keseluruhan, tapi meningkatkan terkait dengan bisnis itu sendiri, kalau misalkan tadi meningkatkan sesuai dengan limitnya, maka sesuai induknya," kata Djoko di Jakarta, Kamis (8/6).

Baca Juga: Sambut Iduladha, BSI Berikan Hewan Kurban Bagi Nasabah Pengguna Tabungan Easy Mudharabah

Menurutnya, hal tersebut karena ada ketersinggungan dengan faktor-faktor lain seperti sisi kompleksitasnya.

"Misalkan mobil banking masih ada art management system, ada cash management system, ada ATM, banyak turunannya. Tapi ada satu yang sama, ada core banking. Jadi kalau meningkatkan bisnis pasti, kedua, meningkatkan security iya, tapi tidak secara keseluruhan, tapi ada ketersinggungan dengan yang lain," ujarnya.

Selain meluncurkan aplikasi mobile banking baru dengan kualitas keamanan setara dengan mobile banking Bank Mandiri, BSI juga meningkatkan belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk teknologi informasi (TI).
Hal tersebut sebagai upaya untuk mendukung peningkatan kualitas server BSI, yang setara dengan kualitas Bank Mandiri.

"Kalau dari teknologi sendiri kompleksitasnya cukup tinggi kan. Mulai dari endpoint-nya, kemudian ada netbook, channel, aplikasinya, database kemudian ada juga lingkup yang security-nya. Security khusus yang menyegarkan itu. Nah itu memang tadi itu disampaikan harus ada satu assessment," katanya.

Assessment tersebut terdiri dari ISO 2721, cyber security maturity, dan digital maturity. Untuk mencapai level itu, harus memiliki tata kelola yang baik.

Meski demikian, Djoko menilai bahwa pemberdaayaan sumber daya manusia (SDM) juga menjadi faktor utama untuk memutus kemungkinan terjadinya serangan siber.

"Dari sisi people (SDM), karena semakin ketergantungan dengan pihak ketiga vendor semakin susah perseroan melakukan kontrol keamanannya," pungkasnya.

Baca Juga: OJK Minta Perusahaan Asuransi Terapkan PSAK 74 Lebih Awal

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: