Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pacu Kapasitas Retail Banking, Kredit Konsumer BRI Tembus Rp 173,8 triliun

Pacu Kapasitas Retail Banking, Kredit Konsumer BRI Tembus Rp 173,8 triliun Kredit Foto: BRI
WE Finance, Jakarta -

BRI mencatat pertumbuhan kredit konsumer hingga kuartal I 2023 tumbuh double digit mencapai 13,7% yoy menjadi Rp 173,8 triliun. Dengan demikian, komposisi kredit konsumer BRI pun otomatis terkerek naik 50 bps secara tahunan, dari 14,2% menjadi 14,7%.

Tidak hanya itu, geliat positif kredit konsumer juga diikuti dengan kualitas kredit yang terkendali. Per Maret 2023, rasio kredit bermasalah (NPL) pembiayaan ini cukup rendah atau sebesar 2,01%.

Ekonom Senior Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Wisnubroto mengatakan, data tersebut membuktikan kesuksesan perbankan dalam mengoptimalkan layanan sehingga BRI memiliki kesempatan lebih besar untuk memacu retail banking tumbuh lebih kuat lagi pada semester II tahun ini.

“Ke depan, kami cukup optimis bahwa seiring inflasi yang terus menurun, daya beli masyarakat juga akan meningkat,” ujar Rully dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (24/5).

Baca Juga: Bank Mayapada Targetkan Laba Bersih Capai Rp 236 Miliar pada 2023

Terkait dengan hal tersebut, Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani mengatakan BRI akan semakin memperkuat kapabilitas retail banking pada tahun 2023.

Salah satu strateginya, dengan terus melakukan perbaikan business process engineering berupa implementasi Consumer Loan Factory (CLF), sedangkan BRI juga terus mendorong digitalisasi proses bisnis, misalnya bertransaksi melalui aplikasi BRISPOT dan BRImo.

"Untuk mengoptimalkan kinerja, kami akan memberikan pelayanan kepada nasabah melalui berbagai kanal. Kemudian, kami terus membuka kerja sama API connection dengan berbagai pihak. Hasilnya pertumbuhan penyaluran kredit dapat terpacu sesuai target dan nasabah lebih nyaman dalam bertransaksi,” ungkapnya.

Di samping itu, Handayani memproyeksikan kredit konsumer tahun ini terbilang baik karena inflasi yang cenderung menurun dan nilai tukar mata uang rupiah terus mengalami apresiasi dan stabil di bawah Rp 15 ribu.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada April 2023, inflasi di Indonesia sebesar 4,33% secara tahunan. Angka tersebut melanjutkan tren penurunan sejak tahun lalu, setelah menyentuh 5,95% pada September 2022.

"Dampak dari rupiah yang berlanjut menunjukkan tren apresiasi sehingga BI akan menurunkan suku bunga acuan pada semester II 1023. Dengan begitu, pertumbuhan kredit konsumer dapat semakin ditingkatkan," jelas dia.

Baca Juga: SMF Gandeng ASPRUMNAS Bangun Rumah Tahan Gempa di Cianjur Jawa Barat

Penulis: Wenti Ayu Apsari
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: