Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia Jadi Pemegang Saham Terbesar Ke-3 di Islamic Development Bank

Indonesia Jadi Pemegang Saham Terbesar Ke-3 di Islamic Development Bank Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
WE Finance, Jakarta -

Indonesia berhasil menjadi pemegang saham Islamic Development Bank (IsDB) terbesar ketiga setelah Arab Saudi dan Libya, bahkan berada di atas Iran, Nigeria, Qatar, Mesir, Kuwait, Uni Emirat Arab (UAE), dan Turki.

Sebelumnya, Dewan Gubernur IsDB secara aklamasi memberikan persetujuan atas proposal kenaikan saham Indonesia pada sidang tahunan IsDB ke-48 tanggal 10-13 Mei 2023 di Jeddah, Arab Saudi.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menceritakan, bahwa Indonesia memiliki sejarah panjang dalam memimpin dan memberikan kontribusi dalam SSPs.

"Dimulai tahun 1955 pada Konferensi Asia-Afrika di Bandung, juga tahun 1961 saat Indonesia mengadakan konferensi Gerakan Non-Blok yang kemudian berkembang menjadi SSPs," ujar Menkeu dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (16/5).

Selain itu, peran Indonesia dalam membantu negara kurang berkembang juga dilakukan dengan mendirikan Lembaga Dana Kerjasama Pembangunan Internasional (LDKPI/Indonesia Aid) dan SDG-Indonesia One yang dikelola oleh PT Sarana Multi Infrastruktur.

Baca Juga: OJK Gandeng BPKP Perkuat Pengawasan di Sektor Jasa Keuangan

"Penggunaan dana campuran tersebut dapat ditujukan untuk berbagai program pembangunan, seperti pengentasan kemiskinan, perubahan iklim, ketahanan pangan, kesehatan, pengembangan sumber daya manusia, dan agenda pembangunan strategis lainnya, yang pada akhirnya akan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Menkeu.

Menkeu menjelaskan, hingga saat ini Indonesian AID mengelola dana abadi sebesar US$ 551,7 juta dan telah mengalokasikan dana tersebut untuk 23 negara penerima di berbagai wilayah di sektor kesehatan, pendidikan dan pertanian, juga dalam instrumen hibah dengan total USD7,5 juta.

"Untuk tahun ini, Indonesia mengalokasikan US$ 17,2 juta antara lain melalui kerja sama dengan IsDB maupun dengan mitra pembangunan lainnya," ungkapnya.

Lebih lanjut, Menkeu menegaskan bahwa Indonesia siap memberikan dukungan penuh kepada IsDB untuk membantu negara-negara tertinggal dan berkembang, termasuk program SSPs, juga berkontribusi kepada umat muslim dan masyarakat global pada umumnya.

Sebagai informasi, IsDB merupakan salah satu bank pembangunan multilateral islam yang membantu mengatasi krisis di negara-negara tertinggal dan berkembang atau dikenal juga dengan South-South Partnerships (SSPs), khususnya, pada masa pandemi Covid-19, dimana banyak negara berkembang mengalami kesulitan keuangan serius.

Baca Juga: OJK Gandeng BPKP untuk Tingkatkan Tata Kelola di Sektor Keuangan

Penulis: Wenti Ayu Apsari
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: