Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonom DBS Optimistis, Indonesia Akan Tumbuh Berkelanjutan di Tengah Ancaman Resesi

Ekonom DBS Optimistis, Indonesia Akan Tumbuh Berkelanjutan di Tengah Ancaman Resesi Kredit Foto: DBS
WE Finance, Jakarta -

Managing Director & Chief Economist DBS Group Taimur Baig dalam Asian Insights Forum 2023 menyampaikan Indonesia dapat bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Hal tersebut dapat dilihat dari keunggulan Indonesia yang tidak terlalu bergantung pada sistem ekonomi global.
Berdasarkan survei World Economy Forum 2023, posisi Indonesia saat ini dapat dikatakan cukup baik dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,2% pada tahun 2022 dan diperkirakan mencapai 5,0% pada 2023.

Menurut Taimur, Indonesia memiliki posisi yang cukup strategis karena dipercaya menjadi ketua dan tuan rumah dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT ASEAN/ASEAN Summit) 2023 setelah sebelumnya menjadi tuan rumah G20.

“Dengan keanggotaan Indonesia dalam G20, sebuah komunitas internasional yang stabil secara demokrasi dan pengalihan kekuasaan, tentu ini menjadi keuntungan besar mengingat banyak negara yang belum bisa terhubung dengan jaringan global ini," ujar Taimur pada keterangan resmi, dikutip Kamis (30/3).

Selain itu, pemerintah tengah mempersiapkan berbagai terobosan yang akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional dan ketahanan Indonesia dalam menghadapi krisis di masa mendatang.

Baca Juga: Langgar Ketentuan, OJK Cabut Izin Usaha Pialang Asuransi Jakarta Inti Bersama

"Sebagai contoh, sektor pertanian dan tambang, komoditas seperti kelapa sawit, bauksit, tembaga, dan timah mentah akan  difokuskan pada produk-produk olahan yang memiliki nilai tambah lebih tinggi," ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut, Head of Research DBS Group Maynard Arif memperkirakan perilaku konsumsi Indonesia akan mengalami pertumbuhan pada kuartal kedua 2023 yang turut mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Secara umum masyarakat menganggap inflasi menjadi tantangan di mana mereka merasakan kenaikan harga lebih dari 10 persen sehingga banyak masyarakat yang memilih untuk ‘save more, spend less’," ungkapnya.

Meskipun demikian, Maynard optimistis konsumsi masyarakat akan meningkat menjelang Lebaran karena berbagai faktor, di antaranya pemberian tunjangan hari raya (THR), pelonggaran pembatasan oleh pemerintah, termasuk kebijakan mudik.

Baca Juga: Jangkau Nasabah Lebih Luas, PNM Andalkan Infrastruktur Teknologi dan Digitalisasi

Penulis: Wenti Ayu Apsari
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: