Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hadapi Tantangan Ekonomi, BTN Siapkan Langkah Mitigasi Risiko Kredit

Hadapi Tantangan Ekonomi, BTN Siapkan Langkah Mitigasi Risiko Kredit Kredit Foto: Ferrika Lukmana Sari
WE Finance, Jakarta -

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) optimistis dapat menjaga pertumbuhan berkelanjutan di tengah ketidakpastian ekonomi global yang akan berpengaruh pada perusahaan di tahun ini. 

Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, pihaknya telah menyusun langkah antisipatif dalam memitigasi resesi ekonomi 2023.  Pertama, Bank BTN fokus pada secured loan. Dalam hal ini, perseroan mengoptimalkan porsi pada program KPR subsidi dan non subsidi dengan harga di bawah Rp 500 juta.

"Kami berusaha menaikan margin melalui program top up terutama untuk costumer exisiting. Kemudian meningkatkan penyaluran KUR dan fokus pada segmen fixed income. Bank BTN juga ekspansif kredit high yield melalui cross selling pada nasabah captive," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, dikutip Jumat (31/3).

Kemudian yang kedua, menjaga likuiditas dan portofolio treasury. Dalam hal ini, perseroan akan diversifikasi nasabah dana untuk mengurangi porsi deposan inti. Selain itu, perseroan juga akan meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) transaksional pada segmen wholesale dan ritel.

Nixon mengatakan, salah satu cara untuk meningkatkan DPK transaksional yaitu dengan mobile banking maupun cash management. Keduanya akan terus didorong kepada para developer dan mitra Bank BTN.

"Kemudian kami juga melakukan monitoring likuiditas secara harian. Dan mengurangi tenor jangka panjang pada portofolio treasury," terangnya.

Baca Juga: Cetak Rekor! Penerbitan Global Bond Bank Mandiri Capai Rp 4,5 Triliun

Selanjutnya yang ketiga, memperkuat enabler. Bank BTN melakukan credit stress testing serta stress tes terhadap permodalan dan likuiditas bank secara periodik. Kemudian menyusun berbagai skenario dampak resesi terhadap perekonomian dan efeknya pada kinerja bank.

Keempat, menjaga kualitas kredit. Mempebesar rasio Coverage CKPN terhadap NPL untuk memitigasi jika terjadi perburukan kualitas kredit Bank BTN.

"Kami akan terus dorong di akhir 2025 Coverage CKPN akan mencapai 200%. Kami ingin tumbuh secara selektif, dengan pemantauan kualitas pinjaman yang intensif dan mendorong pertumbuhan recovery rate yang lebih tinggi," ujar Nixon.

Sejalan dengan strategi untuk menghadapi resesi ekonomi, Bank BTN juga melakukan berbagai langkah mitigasi risiko. Nixon mengatakan, pihaknya melakukan rekomposisi portofolio Surat Berharga AFS (available for sale) dengan durasi jangka pendek dan menengah maksimal 10 tahun

"Hal tersebut agar Unrealized Loss AFS pada seluruh skenario tidak melampaui Risk Acceptance dan Risk Tolerance-nya," jelasnya.

Kemudian pelaksanaan stress test dilakukan melalui upaya pemulihan risiko kredit macet atau Non-performing loan (NPL) dan tambahan write-off. Dengan begitu, kondisi NPL dapat pulih mendekati risk acceptance yang ditetapkan.

"Kemudian, memperkuat tim collection & Asset management dan melakukan review terhadap Risk Acceptance Criteria (RAC) agar new booking quality dapat terjaga dengan baik," ujar Nixon.

Selain itu, diperlukan adanya perbaikan pada risiko kredit, melalui penambahan NPL Recovery, penghapusan NPL sesuai action plan risiko kredit agar rasio NIM, BOPO, CIR, ROA, dan ROE pada skenario severe tidak melampaui risk acceptance.

"Serta diperlukan adanya perbaikan unrealized loss AFS pada tahun 2023 sehingga memenuhi risk acceptance," pungkasnya.

Baca Juga: BTN Siapkan Uang Tunai Rp 26,3 Triliun untuk Penuhi Kebutuhan Nasabah Jelang Lebaran 2023

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: