Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menteri Keuangan dan Bank Sentral ASEAN Bertemu di Bali, Apa Saja yang Dibahas?

Menteri Keuangan dan Bank Sentral ASEAN Bertemu di Bali, Apa Saja yang Dibahas? Kredit Foto: Fajar Sulaiman
WE Finance, Jakarta -

Indonesia resmi membuka pertemuan tingkat Deputi Bank Sentral negara ASEAN di bawah Keketuaan Indonesia atau ASEAN Central Bank Deputies Meeting (ACDM). Pertemuan tersebut dihadiri oleh delegasi dari deputi bank sentral atau yang mewakili dari negara ASEAN.

Bersamaan dengan itu, berlangsung pula pertemuan tingkat deputi Menteri Keuangan ASEAN atau Finance Deputies Meeting (AFDM). Selanjutnya, hasil pembahasan akan dilaporkan dalam pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN (AFMGM) pada 31 Maret 2023. 

Dalam sambutan pembukaannya, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo menyampaikan pentingnya bagi bank sentral ASEAN untuk memperkuat koordinasi kebijakan untuk mendukung pemulihan, mendorong pertumbuhan, dan meningkatkan stabilitas keuangan.

"Secara umum, BI menekankan perlunya ASEAN mempererat kerja sama dan mengambil langkah kolektif yang berkaitan dengan recovery-rebuilding, digital economy, dan sustainability, yang telah dirumuskan menjadi tiga Priorities Economic Deliverables (PEDs) Indonesia," ujar Dody dalam siaran pers, Selasa (28/3).

Dody menerangkan, terdapat tiga fokus utama yang masuk dalam pembahasan dalam ACDM. Pertama, mengenai pemanfaatan diversifikasi mata uang dengan eksplorasi transaksi mata uang lokal atau Local Currency Transaction (LCT).

Baca Juga: Perkuat Kontribusi Bagi Masyarakat, BSI Salurkan Zakat Senilai Rp 173,07 Miliar

Kedua, terkait pengembangan Regional Payment Connectivity (RPC) dalam meningkatkan konektivitas pembayaran lintas batas dalam mendukung pertumbuhan yang inklusif.

"Terkait dengan hal ini, BI menyampaikan perlunya pengembangan sistem pembayaran dan digitalisasi dengan memajukan kerja sama konektivitas pembayaran untuk mendukung pembayaran lintas batas yang lebih cepat, murah, transparan, dan inklusif," jelas Dody.

Ketiga, penguatan ketahanan keuangan makro melalui implementasi bauran kebijakan. BI menyampaikan bahwa ASEAN perlu memperkuat pemahaman tentang bauran kebijakan dan mendorong negara ASEAN untuk mengembangkan kerangka analitis yang sistematis.

Lebih lanjut, ACDM juga membahas mengenai perkembangan integrasi keuangan untuk ASEAN 2025. Dalam sesi ini, co-chairs pada level Working Committees (WCs) menyampaikan perkembangan lingkup kerja masing-masing di bawah Keketuaan ASEAN Indonesia 2023.

"Secara umum, negara anggota mendukung prioritas Keketuaan ASEAN Indonesia 2023 sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat resiliensi ekonomi," kata Dody.   

Dalam pertemuan ACDM tercatat 9 perwakilan delegasi bank sentral hadir secara luring seperti Monetary Authority of Singapore (MAS),  Bank Negara Malaysia (BNM), Bank of Thailand (BOT), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), Bank of Laos (BOL), Brunei Darussalam Central Bank (BDCB), National Bank of Cambodia (NBC), dan State Bank of Vietnam (SBV).

Baca Juga: Pengguna Aplikasi TMRW UOB Indonesia Meningkat 100% pada 2022

Penulis: Alfi Salima Puteri
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: