Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Torehkan Kinerja Positif, Saham BSI Berpotensi Cuan Untuk Dikoleksi Jangka Panjang

Torehkan Kinerja Positif, Saham BSI Berpotensi Cuan Untuk Dikoleksi Jangka Panjang Kredit Foto: Sufri Yuliardi
WE Finance, Jakarta -

Emiten bersandi saham BRIS yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) diproyeksikan cerah oleh sejumlah analis pasar modal. Bank syariah terbesar di Indonesia itu diperkirakan bullish dalam jangka pendek dan cocok untuk dikoleksi secara jangka panjang. 

Founder of Kurikulum Saham Alex Sukandar mengatakan, bahwa secara umum Index Saham Syariah Indonesia (ISSI) mengalami uptrend dalam sebulan terakhir dengan support pada level 199,5 dan resistance pada level 224.

Bahkan, sepanjang pekan lalu kinerja saham BRIS menguat 5,92% menjadi Rp 1.610. Bila dibandingkan dengan tiga bulan terakhir, saham BRIS ditutup menguat sekitar 32,51% pada perdagangan Jumat (24/3).

“Ini menandakan bahwa kinerja saham-saham syariah mampu menahan tekanan pasar global yang kurang baik. Kemungkinan dikarenakan persentase hutang saham-saham syariah sangat terbatas sekali sehingga tidak terlalu berdampak pada kenaikan suku bunga,” ujarnya dalam keterangan resmi dikutip Senin (27/3).

Alex menilai di antara saham emiten bank syariah, BRIS memang menjadi yang paling menarik dicermati. Hal ini tak terlepas dari laporan kinerja perusahaan yang melaju signifikan sepanjang 2022.

Sepanjang tahun lalu, BSI berhasil menyalurkan pembiayaan Rp 208 triliun, naik 21% yoy. Capaian ini turut mendorong aset perusahaan yang tumbuh 15% yoy menjadi Rp 306 triliun. Kinerja positif tersebut mampu dijaga hingga akhir Februari 2023, BRIS mencatat pertumbuhan pembiayaan 21,36% yoy.

Baca Juga: Hadirkan Inovasi Agrowisata Taman Anggur, Desa Megulungkidul Raih Penghargaan dari BRI

Alex menjabarkan secara analisa teknikal menggunakan periode waktu weekly chart, terlihat adanya perubahan struktur pasar BRIS yang berpotensi mengganti tren dari bearish menjadi bullish. Hal ini diperkuat pula dengan adanya aliran dana sebesar Rp 315 miliar sepanjang dua bulan terakhir pada saham BRIS.

“Level support krusial berada di Rp 1.095, sementara itu level resistance terdekat di Rp 1.670,” katanya.

Seperti diketahui, saham BRIS sempat terkoreksi ke level Rp 1.200 pada akhir 2022. Padahal saham emiten bank syariah ini berada pada harga Rp 1.700 per 3 Januari 2022. Saham BRIS mulai menguat kembali pada medio Februari 2023. Sejak awal Februari hingga 24 Maret 2023, harga saham bergerak pada rentang Rp 1.350 – Rp 1.715.

Sementara itu, Head of Research Team II Mirae Asset Handiman Soetoyo menilai saham BRIS prospektif untuk dikoleksi dalam jangka panjang. Pasalnya, menurut dia kinerja bank akan tumbuh secara berkelanjutan.

Bahkan Handiman memperkirakan pada tahun ini, BSI akan kembali mencetak pertumbuhan pembiayaan hingga dua digit. “Perkiraan tumbuh double digit sekitar 10% - 15%,” katanya.

Baca Juga: Laris Manis, 200 Ribu Investor Ritel Pesan SBN di Aplikasi Livin' by Mandiri

Handiman pun menganalisa bahwa pada tahun ini saham BRIS akan menguat. Hal tersebut seiring dengan kabar PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang akan melepas kepemilikan saham BRIS secara perlahan.

Hal ini mengacu pada pernyataan Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo belum lama ini. Langkah BNI dan BRI tersebut sudah mulai terlihat dalam rights issue BSI terakhir pada Desember 2022. BNI hanya mengambil separuh haknya, sedangkan BRI tidak mengambil haknya.

Kepemilikan saham BRI di BSI pun turun dari 17,25% menjadi 15,38% dan BNI menyusut dari 24,85% menjadi 23,24%. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk selaku pemegang saham pengendali melaksanakan seluruh haknya. Dengan demikian kepemilikan Bank Mandiri di BSI naik dari 50,83% menjadi 51,47%.

Baca Juga: Perluas Ekosistem Syariah, AFSI Dorong Kolaborasi Fintech Syariah

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: