Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia Kuasai 40% Transaksi Digital di ASEAN

Indonesia Kuasai 40% Transaksi Digital di ASEAN Kredit Foto: Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
WE Finance, Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan mengungkapkan Indonesia menyumbang sekitar 40% atau senilai US$ 77 miliar dari total nilai transaksi ekonomi digital di Asia Tenggara. Hal ini berdasarkan laporan e-Conomy South East Asia 2022.

Kepala Eksekutif Bidang Perasuransian, Penjaminan, dan Pengawasan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono menyebut, nilai transaksi ekonomi digital di Indonesia bahkan tumbuh 22% dibandingkan tahun sebelumnya.

"Pencapaian ini menjadikan Indonesia sebagai pemain ekonomi digital yang signifikan di kawasan ASEAN," ujar Ogi dilansir dari kanal YouTube OJK, dikutip pada Jumat (24/3).

Ogi mengatakan, salah satu faktor pendukung tumbuhnya ekonomi digital di Indonesia adalah banyaknya perusahaan financial technology (fintech) yang mampu menghadirkan layanan keuangan yang efisien dan mudah diakses oleh masyarakat.

Per Januari 2023, terdapat 102 perusahaan fintech peer to peer (P2P) lending berlisensi. Mereka menawarkan kemampuan untuk menyederhanakan proses pinjaman, terutama bagi mereka yang memiliki akses terbatas ke bank tradisional.

“Dengan inovasi IT (Information and Technology), penyaluran kredit dapat dilakukan lebih cepat dan mudah,” sebut Ogi.

Baca Juga: Sambut Ramadan, BNI Bagikan 77.000 Paket Sembako untuk Kaum Duafa

Selain P2P lending, lanjutnya, ada juga Inovator Keuangan Digital (IKD) yang belum diatur secara khusus oleh regulasi keuangan sektoral. Pada Januari 2023, 97 IKD telah tercatat di OJK dan diklasifikasikan ke dalam 15 kelompok model bisnis, termasuk penyedia Innovative Credit Scoring (ICS).

"ICS merupakan komponen nilai tambah dalam proses penyaluran kredit yang memungkinkan pencairan kredit cepat dengan syarat sederhana. Ini termasuk skema buy now pay later," jelas Ogi.

Menurutnya, ICS menjadi salah satu terobosan bagi pemilik usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang ingin mengakses kredit, namun tidak memiliki akses yang kuat ke perbankan.

“Kami yakin pada tahun 2023, dengan kondisi pertumbuhan yang normal, perekonomian Indonesia akan tumbuh dengan baik. Pada 2022 tumbuh 5,31%. Untuk tahun ini, di tengah krisis global, inflasi, kenaikan suku bunga, dan isu geopolitik, perekonomian Indonesia masih tetap stabil," imbuhnya.

Baca Juga: Biar Nggak Boros, Ini 4 Tips Kelola Keuangan di Bulan Ramadan

Penulis: Alfi Salima Puteri
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: