Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Naik Signifikan, Simpanan Nasabah Bank Jago Tembus Rp 8,27 Triliun Pada 2022

Naik Signifikan, Simpanan Nasabah Bank Jago Tembus Rp 8,27 Triliun Pada 2022 Kredit Foto: Achmad Ghifari Firdaus
WE Finance, Jakarta -

Simpanan nasbaah PT Bank Jago Tbk (ARTO) terus melonjak. Hal ini tercermin dari peningkatan dana pihak ketiga (DPK) perusahaan mencapai Rp 8,27 triliun pada akhir 2022. Jumlah ini meningkat 125% dari tahun sebelumnya Rp 3,68 triliun.

Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar mengatakan, peningkatan DPK didorong oleh pertumbuhan Rasio dana murah (CASA) sebesar 238% dari Rp 1,68 triliun pada 2021 menjadi Rp 5,67 triliun pada 2022.

"Pertumbuhan yang signifikan tersebut mendorong porsi CASA terhadap DPK mencapai 69% pada 2022 atau meningkat jauh dari 46% pada 2021," ujarnya dalam paparan kinerja keungan tahun 2022 di Jakarta pada Jumat (17/3).

Menurut Kharim, inovasi dan kolaborasi baru berhasil mendorong jumlah nasabah funding mencapai lebih dari 5,1 juta nasabah pada akhir tahun lalu atau naik hampir empat kali lipat dibanding akhir 2021 yang tercatat 1,4 juta nasabah.

Sepanjang tahun lalu, bank bersandi saham ARTO ini telah melakukan sejumlah inovasi dan kolaborasi baru, seperti peluncuran Aplikasi Jago Syariah dan integrasi Aplikasi Jago dengan aplikasi untuk mitra usaha GoFood, yaitu GoBiz.

"Tahun ini kami akan terus berinovasi, memperdalam kolaborasi dengan ekosistem yang sudah ada, serta memperluas kolaborasi dengan ekosistem yang baru agar kami dapat menawarkan life-centric digital financial solution kepada lebih banyak orang,” ungkapnya.

Baca Juga: BTN Targetkan Laba Tahun 2023 Capai Rp 3,3 Triliun, Ini Strateginya

Sejalan dengan itu, penyaluran kredit dan pembiayaan syariah perusahaan bank digital ini juga tumbuh hingga 76% menjadi Rp 9,43 triliun dibandingkan 2021 yang sebesar Rp 5,37 triliun.

Kharim mengatakan, pertumbuhan ini tercapai berkat strategi penyaluran kredit dan pembiayaan syariah melalui kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya.

"Bank Jago menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah secara hati-hati dan terukur dengan tetap memperhatikan peluang ekspansi yang ada. Ini terlihat dari rasio kredit bermasalah (NPL) gross di level 1,8% atau di bawah rata-rata industri perbankan," terangnya.

Untuk bertumbuh secara cepat dan solid, pihaknya percaya kolaborasi adalah cara yang paling efektif. Perseroan pun melakukannya dengan tetap memperhatikan risiko kredit agar Bank Jago dapat tumbuh secara berkelanjutan.

Per akhir Desember 2022, Bank Jago memiliki kolaborasi dengan 36 mitra, termasuk 30 mitra untuk penyaluran kredit dan pembiayaan syariah. Di sisi lain, kombinasi penyaluran kredit dan pembiayaan syariah dengan penghimpunan DPK yang positif membuat Bank Jago dapat terus membukukan keuntungan.

Pada akhir Desember 2022, laba sebelum pajak perusahaan mencapai Rp 20,42 miliar, atau naik 123,65% yoy. Sementara aset Bank Jago mencapai Rp 16,97 triliun atau tumbuh 38% dari Rp 12,31 triliun pada 2021.

Sedangkan sasio kecukupan modal (CAR) Bank Jago berada di level 83% yang menunjukkan permodalan yang kuat untuk ekspansi bisnis ke depan. Kharim bilang, Bank Jago berada pada jalur yang tepat dengan membangun fundamental yang kuat di tengah tantangan perekonomian global dan dalam negeri. 

"Kami terus mencermati potensi risiko tetapi tetap memanfaatkan setiap peluang yang mungkin muncul untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan,” pungkasnya. 

Baca Juga: Laba Bersih Bank Jago Capai Rp 15,91 Miliar Pada 2022

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: