Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Laba Bersih Bank Jago Capai Rp 15,91 Miliar Pada 2022

Laba Bersih Bank Jago Capai Rp 15,91 Miliar Pada 2022 Kredit Foto: Achmad Ghifari Firdaus
WE Finance, Jakarta -

PT Bank Jago Tbk (ARTO) berhasil mencatatkan peningkatan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) sepanjang 2022. Namun laba bersih perusahaan justru anjlok sebesar 81,50% yoy menjadi Rp 15,91 miliar. 

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, penurunan terjadi karena peningkatan kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) dari minus Rp 92,34 miliar pada 2021 menjadi minus Rp 392,66 miliar pada 2022. 

Selain itu, ada peningkatan dari beban tenaga kerja, beban promosi hingga beban lainnya yang membuat laba perseroan anjlok dibandingkan tahun lalu. Padahal Bank Jago berhasil mengantongi pendapatan bunga bersih Rp 1,35 triliun, atau naik 128,91% yoy pada 2022. 

Tak hanya itu, adanya pendapatan (beban) pajak tangguhan setelah perusahaan mulai berhasil mencetak laba ikut mempengaruhi akutansi atau perhitungan keuangan Bank Jago meski secara kinerja tumbuh positif pada 2022. 

Sebelum adanya perhitungan pendapatan pajak tangguhan tersebut, laba sebelum pajak perusahaan mencapai Rp 20,42 miliar. Nilai ini meningkatkan hingga 123,65% dibandingkan 2021 sebesar Rp 9,13 miliar. 

Baca Juga: Nixon LP Napitupulu Resmi Jadi Dirut BTN, Ini Profilnya

Walau begitu, Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar menyatakan, perseroan berada pada jalur yang tepat dengan membangun fundamental yang kuat di tengah tantangan perekonomian global dan dalam negeri.

"Kami terus mencermati potensi risiko tetapi tetap memanfaatkan setiap peluang yang mungkin muncul untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan,” ujar Kharim dalam paparan kinerja keungan tahun 2022, di Jakarta, Jumat (17/3).

Per Desember 2022, lanjut Kharim, aset Bank Jago mencapai Rp 16,97 triliun atau tumbuh 38% dari Rp 12,31 pada akhir Desember 2021. Sementara itu, penyaluran kredit dan pembiayaan syariah Bank Jago tumbuh 76% menjadi Rp 9,42 triliun dibandingkan 2021 yang sebesar Rp 5,36 triliun.

"Pertumbuhan ini tercapai berkat strategi penyaluran kredit dan pembiayaan syariah melalui kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya," terangnya.

Dalam rangka menjaga pertumbuhan bisnis yang sehat, perusahaan juga menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah secara hati-hati dan terukur dengan tetap memperhatikan peluang ekspansi yang ada. Hal Ini terlihat dari rasio kredit bermasalah (NPL) gross di level 1,82% atau di bawah rata-rata industri perbankan.

Dari sisi pendanaan, bank digital ini berhasil menghimpun DPK sebesar  Rp 8,27 triliun per akhir 2022. Jumlah ini meningkat 125% dari tahun sebelumnya Rp 3,68 triliun. Kharim mengatakan, peningkatan DPK didorong oleh pertumbuhan dana murah (CASA) sebesar 238% yoy menjadi Rp 5,67 triliun pada 2022.

"Pertumbuhan yang signifikan tersebut mendorong porsi CASA terhadap DPK mencapai 69% pada 2022 atau meningkat jauh dari 46% pada 2021," ujarnya.

Sementara itu, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 83%. Menurut Kharim hal tersebut menunjukkan permodalan yang kuat untuk ekspansi bisnis ke depan.

Hal ini juga didorong jumlah nasabah funding mencapai lebih dari 5,1 juta pada akhir tahun lalu atau naik hampir empat kali lipat dibanding 2021 yang tercatat 1,4 juta nasabah. Kharim mengatakan, hingga akhir 2022, Bank Jago telah kolaborasi dengan 36 mitra, termasuk 30 mitra untuk penyaluran kredit dan pembiayaan syariah.

"Tahun ini kami akan terus berinovasi, memperdalam kolaborasi dengan ekosistem yang sudah ada, serta memperluas kolaborasi dengan ekosistem yang baru," pungkasnya.

Baca Juga: Tebar Keberkahan, Bank Muamalat Gelar Kajian hingga Bazar Ramadan

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: