Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Resmi jadi Ketua AAUI Baru, Budi Herawan Beberkan Kondisi Industri Asuransi Umum

Resmi jadi Ketua AAUI Baru, Budi Herawan Beberkan Kondisi Industri Asuransi Umum Kredit Foto: Alfi Salima Puteri
WE Finance, Jakarta -

Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) periode 2023-2026, Budi Herawan mengungkapkan kondisi industri asuransi umum saat ini sedang tidak sehat. Dia menilai, premi yang diperoleh tidak dapat menopang potensi klaim di beberapa lini bisnis.

"Perolehan preminya itu nggak cukup, sehingga industri kita akhirnya nggak sehat. Mungkin 70%-80% industri asuransi umum itu labanya dijilid dari hasil investasi. Padahal seyogyanya dari hasil underwriting," ujarnya saat ditemui usai kongres VII AAUI di Jakarta, Kamis (16/3).

Menurutnya, akibat dari biaya akuisisi yang cukup besar, membuat hasil investasi diperlukan untuk mendongrak laba.

"Ini udah nggak sehat. Tapi kalau ini ada pembiaran-pembiaran terus, industri ini akan menderita pada akhirnya. Nah ini jangan sampai terjadi," tegasnya.

Kemudian terkait tarif premi di industri asuransi umum, Budi mengatakan perlu dilakukan peninjauan ulang. Sebab, terakhir Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatur penetapan tarif premi atau kontribusi pada lini usaha asuransi harta benda dan asuransi kendaraan bermotor pada tahun 2017.

"Sudah 6 tahun tidak pernah ditinjau dan juga biaya akuisisi. Karena kue yang paling besar adalah dari asuransi properti. Kita tahu asuransi properti ini ada aturan di SE OJK nomor 6 yang mengatur mengenai tarif itu sendiri, termasuk juga asuransi kendaraan  bermotor. Nah ini juga ada lagi tambahan untuk asuransi kendaraan listrik mau diapakan ini," tuturnya.

Baca Juga: Pembiayaan Syariah Melesat hingga 20,13%, Lampaui Kinerja Bank Konvensional

Direktur Eksekutif AAUI, Bern Dwyanto berharap agar skala bisnis industri asuransi umum tidak hanya besar, namun juga harus memiliki kondisi yang sehat.

"Kemarin kita lihat hasil kinerja asuransi umum premi totalnya Rp 90 triliun, artinya kita tumbuh 15,4%. Tapi kalau kita lihat klaimnya pun naik. Nah itu harus kita lihat lagi dari sisi underwriter sama pencandangan, sehingga kita nanti nggak hanya besar saja tapi juga sehat," ucapnya.

Sebagai informasi, AAUI mencatatkan klaim industri asuransi umum sepanjang tahun 2022 naik hingga 36,1% yoy menjadi Rp 41,7 triliun. Kenaikan ini lebih tinggi dari pertumbuhan premi yang tercatat naik 15,4% mencapai Rp 90,12 triliun.

Baca Juga: Budi Herawan menjadi Ketua AAUI Periode 2023-2026

Penulis: Alfi Salima Puteri
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: