Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Modal Masih Kuat, Bank Bjb Batalkan Rencana Rights Issue

Modal Masih Kuat, Bank Bjb Batalkan Rencana Rights Issue Kredit Foto: Sufri Yuliardi
WE Finance, Jakarta -

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank Bjb) membatalkan rencana rencana Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu II (PMHMETD II) atau rights issue sebagaimana keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan tahun 2022.

Dengan demikian, pembahasan agenda persetujuan rencana rights issue pada RUPST tahun 2022 yang ddiselenggarakan pada 4 April 2023 juga dibatalkan. Direktur Utama Bank Bjb Yuddy Renaldi memastikan proses ekspansi kredit akan tetap dilakukan, tanpa perlu menambah modal dengan cara rights issue.

"Saat ini, struktur permodalan Bank Bjb sangat kuat untuk melakukan ekspansi kredit. Dengan mempertimbangkan perkembangan rasio permodalan perseroan terkini, perseroan meyakini kondisi permodalan saat ini memadai untuk dapat menunjang ekspansi kredit ke depan," ujarnya Yuddy dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (15/3).

Hal itu ditandai dengan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) 19,19% per 31 Desember 2022, atau naik dibandingkan periode tahun sebelumnya 17,78%. Pada periode yang sama, Bank Bjb juga mempunyai modal inti Rp 14,15 triliun.

Baca Juga: Ada Penyesuaian, Allianz Life Indonesia Pasarkan Unit Link Sesuai Ketentuan OJK

Selain itu, perseroan mencatatkan laba bersih konsolidasi Rp 2,24 triliun sepanjang 2022, tumbuh 11,44% yoy. Kemudian penyaluran kredit capai Rp 115,75 triliun, naik 13,22% yoy berkat kontribusi kredit sektor konsumtif yang menjadi core business perusahaan dan kredit produktif dalam hal mendukung pembangunan daerah.

Hal ini membuat aset perusahaan tumbuh 14,45% yoy menjadi Rp 181,24 triliun pada 2022. Sementara pada sisi pendanaan, tercatat dana pihak ketiga (DPK) bank bersandi saham BJBR ini tumbuh 7,8% yoy pada 2022, menjadi Rp 131,12 triliun.

Sejatinya Bank Bjb memiliki sejumlah peluang. Sebagian besar kantor cabang perusahaan asing menjadi market nichers di wilayah operasionalnya, sehingga ada ruang untuk meningkatkan pangsa pasar, baik dari sisi aset, DPK, maupun kredit.

Peluang selanjutnya, literasi keuangan masyarakat semakin meningkat seiring kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) dalam rangka pendalaman layanan keuangan.

"Khususnya terkait aspek pemanfaatan produk dan jasa keuangan formal seperti sarana menyimpan uang yang aman atau keeping, transfer, menabung maupun pinjaman dan asuransi," terang Yuddy. 

Selain itu, kegiatan pelaku ekonomi yang cukup tinggi di Provinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta merupakan potensi pengembangan perkreditan dan pendanaan. Berbagai proyek pembangunan infrastruktur, termasuk proyek strategis nasional berada di wilayah kerja Jawa Barat dan Banten.

"Hal ini membuat Bank Bjb memiliki kesempatan untuk memaksimalkan penyaluran kredit dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara optimal," jelas dia. 

Baca Juga: Bos MSIG Life Beberkan 3 Strategi Untuk Tingkatkan Kinerja di 2023

Tak hanya itu, dukungan dari pemerintah daerah secara konsisten dan berkesinambungan dalam mengembangkan Bank Bjb sebagai penggerak dan pendorong laju perekonomian di daerah.

Yuddy bilang, masih ada potensi yang besar dalam pengembangan produk digital untuk menyasar segmen ritel dan membangun ekosistem bisnis Bank Bjb.

"Dalam menangkap berbagai peluang tersebut, Bank Bjb menyusun strategi ekspansi kredit secara selektif dengan mengoptimalkan ekosistem bisnis. Hal ini ditujukan agar pertumbuhan kredit dapat berkualitas dan berkelanjutan," pungkasnya.

Baca Juga: Bidik Pertumbuhan Bisnis, Maybank Indonesia Akan Fokus Kembangkan Kredit UMKM

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: