Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Strategi Superbank Gaet Nasabah Setelah Resmi Menjadi Bank Digital

Ini Strategi Superbank Gaet Nasabah Setelah Resmi Menjadi Bank Digital Kredit Foto: Ferrika Lukmana Sari
WE Finance, Jakarta -

Super Bank Indonesia (Superbank) terus melakukan strategi dan inovasi di tengah persaingan bank digital yang begitu banyak. Bank yang baru saja bertransformasi menjadi bank digital menggantikan Bank Fama ini akan mengoptimalkan ekosistem digital untuk menggaet para nasabah.

Dalam menjalankan bisnisnya, Superbank akan fokus menggarap pasar yang ada dalam ekosistem yang dimiliki EMTEK Group dan Grab karena sangat potensial dan belum digarap. 

Direktur Utama Superbank, Tigor M. Siahaan berharap Superbank dapat diandalkan oleh nasabah untuk memberikan panduan dan dukungan keuangan untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.

"Hal ini juga memperkuat komitmen kami dalam memperluas akses ke pembiayaan yang mudah dan bertanggung jawab bagi segmen underbanked,” ujar Tigor, dalam konferensi pers SPARK Indonesia Banking & Finance Summit 2023 di Hotel Kempinski, Jakarta, Senin (27/2).

Menurut Tigor, industri perbankan Indonesia memiliki potensi besar. Simpanan nasabah di bank umum di Indonesia terus meningkat, mencapai Rp 8.203 triliun pada 2022, tumbuh lebih dari 8% dibandingkan 2021.

Baca Juga: OJK Optimis Ekonomi Indonesia akan Baik-baik Saja Meski Ada Ancaman Resesi

Selain itu, nilai transaksi perbankan digital pada 2022 meningkat 28,72% yoy menjadi Rp 52.545,8 triliun dan diproyeksikan akan tumbuh 22,13% hingga mencapai Rp 64.175,1 triliun pada 2023. 

“Superbank diharapkan dapat menjangkau jutaan UMKM dan nasabah ritel melalui ekosistem luas yang dimiliki oleh Grup EMTEK, Grab, dan Singtel,” kata Tigor. 

Oleh karena itu, penyaluran kredit kepada debitur dalam sebuah ekosistem akan lebih tepat sasaran karena memiliki sejumlah keunggulan. Salah satunya mengetahui bisnis yang dijalankan debitur lebih lengkap dan menjadi alternatif penilaian kredit (credit scoring).

“Misalnya ada penjual martabak di Grab Food, kita bisa lihat berapa banyak yang terjual, penjualannya kemana saja, laku apa enggak dan ratingnya gimana. Data itu hanya kita yang punya dan dengan data tersebut kita bisa memberikan kredit scoring,” ungkapnya.

Nantinya, sistem tersebut bisa memantau langsung bisnis yang dijalankan debitur, sekaligus memantau perkembangan bisnis para kreditur.  “Jadi, hasilnya akan kelihatan di kami semua. Itulah ekosistem yang akan digunakan kedepannya," jelas Tigor.

Untuk itu, Tigor optimis target sasaran tersebut dapat membawa Superbank sebagai bank dengan layanan digital untuk bersaing dengan bank sejenis. Mengingat, masih banyaknya peluang yang bisa dimaksimalkan melalui pasar ekosistem yang dimiliki.

Baca Juga: Sasar UMKM dan Retail, Superbank Siap Garap Kredit ke Ekosistem Emtek dan Grab

Penulis: Wenti Ayu Apsari
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: