Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

OJK Beberkan 4 Tantangan BPR dan BPRS Tahun Ini, Apa Saja?

OJK Beberkan 4 Tantangan BPR dan BPRS Tahun Ini, Apa Saja? Kredit Foto: Sufri Yuliardi
WE Finance, Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai industri Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) masih menghadapi sejumlah tantangan dalam menjalankan operasional usahanya.

Direktur Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan, ada empat tantangan yang dihadapi industri BPR/BPRS ke depannya. Pertama, tantangan  dari dinamika isu global dan domestik. 

"Kemudian perubahan perilaku masyarakat pada produk dan layanan keuangan. Selanjutnya, adanya persaingan antar lembaga jasa keuangan. Terakhir, isu mendasar terkait dengan tantangan struktural," kata Dian dalam Webinar, dikutip (27/2).

Dian mengatakan, saat ini peran dan kontribusi BPR dan BPRS masih sangat dibutuhkan baik dalam pembangunan daerah, pengembangan UMKM, penyediaan produk, dan layanan keuangan pada masyarakat, serta percepatan pertumbuhan ekonomi di daerah.

Per Desember 2022, jumlah BPR dan BPRS tercatat sebanyak 1.608 unit. Jumlah tersebut mengalami tren penurunan sejak 2015 yang tercatat sebanyak 1.800 BPR dan BPRS. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh proses konsolidasi, pencabutan izin usaha, dan likuidasi.

Baca Juga: Restrukturisasi Kredit Turun, Kualitas Kredit Perbankan Makin Sehat

Pada periode tersebut, total aset BPR/BPRS menunjukan pertumbuhan sebesar 9,14% menjadi Rp 202,46 triliun, dibandingkan tahun sebelumnya Rp 185,50 triliun. Adapun pertumbuhan total aset ditopang oleh penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh 9,17% secara tahunan (yoy). 

"Dari sisi penyaluran dana, kredit BPR/BPRS tumbuh sebesar 11,81%. Nilai tersebut telah melebihi tingkat pertumbuhan pre-pandemi covid 19 yang tercatat sebesar 10,85%," kata Dian.

Secara agregat, ketahanan permodalan industri BPR/BPRS dalam kondisi memadai di tengah eksposur resiko yang masih tetap manageable. Sementara untuk pangsa pasar industri BPR/BPRS di dominasi oleh 95 BPR/BPRS dengan modal inti di atas Rp 50 miliar dengan total aset agregat mencapai 42,08% dari total aset indutri BPR/BPRS.

"Adapun BPR dengan total aset tertinggi telah mencapai Rp 10,14 triliun," pungkas Dian. 

Baca Juga: OJK Optimis Ekonomi Indonesia akan Baik-baik Saja Meski Ada Ancaman Resesi

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: