Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

BRI Siapkan Dana Rp 1,5 Triliun untuk Buyback Saham

BRI Siapkan Dana Rp 1,5 Triliun untuk Buyback Saham Kredit Foto: BRI
WE Finance, Jakarta -

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) terus melakukan aksi korporasi sejak awal tahun dengan melakukan pembelian kembali saham (buyback). Buyback saham tersebut dilakukan sebesar-besarnya Rp 1,5 triliun dan dapat dilaksanakan secara bertahap maupun sekaligus.

Proses buyback ini diselesaikan paling lambat 18 bulan setelah tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun 2023. Pengumuman aksi korporasi berupa buyback saham ini dilakukan setelah BRI menyelesaikan proses buyback senilai Rp 3 triliun pada akhir Januari 2023.

Hal tersebut di sampaikan oleh BRI melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 31 Januari 2023, yang menyatakan bahwa perseroan mengakhiri periode buyback lebih awal menjadi 26 Januari 2023.

Perseroan sendiri telah menyelesaikan buyback sebanyak 647.385.900 lembar saham dengan jumlah nilai sebesar Rp 2.999.999.915.000. Ini tidak termasuk biaya komisi perantara perdagangan efek dan biaya lainnya.

Baca Juga: LPEI Dorong UMKM Mendunia Melalui Program Jasa Konsultasi

Adapun saham hasil buyback ini akan digunakan untuk pemberian penghargaan dan insetif kepada pekerja maupun manajemen, sehingga lebih memacu keberlanjutan kinerja perseroan dalam jangka panjang.

Hingga akhir Kuartal III 2022, BRI Group mampu mencetak laba sebesar Rp 39,31 triliun atau tumbuh 106,14% year on year (yoy) dengan total aset meningkat 4,00% yoy menjadi Rp 1.684,60 triliun. 

Ke depannya, Direktur Utama BRI Sunarso optimistis dapat terus menjaga kinerja positif. Optimisme tersebut didukung empat faktor utama sebagai syarat pertumbuhan bisnis perusahaan. 

Pertama, bersumber dari pertumbuhan baru melalui integrasi holding ultramikro. Kedua, permodalan yang kuat, hal ini tercermin dari rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) BRI secara konsolidasian sebesar 26,14%. 

"Ketiga, likuiditas yang memadai, dicerminkan dari Loan to Deposit Ratio (LDR) bank konsolidasian 88,51 persen yang terakhir kualitas pertumbuhan dengan rasio kredit macet atau (NPL) 3,09 persen dan  loan at risk (LAR) sebesar 19,28%," ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Senin (6/2).

Sunarso menjelaskan, tujuan utama buyback ini diberikan kepada karyawan adalah untuk meningkatkan engagement karyawan. Karena dari sisi biaya untuk membeli (buyback) itu ada, kemudian dari sisi kebutuhan untuk mensejahterakan karyawan dengan memberikan saham ada.

"Matching lah kira-kira. Duitnya ada, kebutuhannya juga ada, oleh karenanya kita lakukan," jelasnya.

Baca Juga: BSI Gandeng PBNU Tingkatkan Literasi Produk Emas Berbasis Syariah

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: